Sabtu, 04 Juni 2011

KENANGLAH JASAKU WAHAI GENERASI MANDAR

b. Kenanglah daku
Apalah arti sebuah nama ,jika nama itu sendiri akan terlupakan dan apa pula arti bagi kita selaku orang Balanipa khususnya dan orang Mandar pada umumnya yang hidup dan berkembang dalam kebudayaan dan pembangunan sejarah Nasional yang tentunya sangatlah tidak wajar jika kita tidak mengetahui secara pasti dan mendasar tentang sejarah daerah dan sejarah perjalanan para pahlawan yang berjuang membela dan mempertahankan serta rela berkorban demi membela harkat dan martabat daerah dimana mereka dilahirkan .
Dan dengan demikian maka selaku orang Mandar haruslah mampu menjadikan semangat dan jiwa kepatriotan didalam membela Negara , bangsa dan tanah air yang telah diwariskan oleh para leluhur pendahulu sebagai cerminan dalam upaya melakukan introspeksi diri , apakah kita yang hidup di era sekarang ini juga mampu mempersembahkan sesuatu yang berharga kepada bangsa, negara dan tanah air , juga kepada kemanusiaan sebagai mana yang telah dicontohkan oleh para pejuang yang berasal dari Mandar , yang dngan rela tulus dan ikhlas mengorbankan segala ksenangan pribadinya , walaupun ssungguhnya pengorbanan mreka tidak pernah tercatat atau tertulis dalam lembaran catatan atau dokumen negara ,mereka hanya dikenal oleh sahabatnya , oleh teman seperjuangan atau oleh keluarganya sendiri atau hanya sebagian orang yang berada disekelilingnya , dan kepada mereka yang tahu persis serta mengenal mereka akan tetapi tak mampu untuk sehingga para pejuang tersebut tidak pernah mendapatkan pengakuan , apalagi yang namanya “Sertipikat” atau semacamnya selaku pejuang dan pahlawan revolusi serta pahlawan Nasional , padahal pengorbanan mereka kemungkinan jauh lebih besar ketimbang dari pahlawan lainnya yang diantaranya telah mendapat gelar penghormatan sebagai pahlawan Nasional atau pejuang revolusi atau apa saja namanya , padahal para pahlawan yang tersebut diatas yang tidak mendapatkan apa-apa , atau hanya tinggal nama ataukah telah gugur secara sia-sia , trlupakan dan tidak punya hak menyandang predikat selaku pahlawan yang gugur sebagai kesuma bangsa , tidur berkepanjangan sebagai tidur yang indah dialam sana berkat jasa yang pernah dilakukannya tampa menikmati keindahan dari sanjungan yang ditatanya lewat pengorbanan darah dan air mata .
Pahlawan-pahlawan tersebut yang masih sangat segar dan hangat dalam ingatan kita atau masih sangat jelas nampak terbayang di mata rakyat akan sepak terjang mereka dalam membela Negara, bangsa dan tanah air yang diantaranya terdapat beberapa nama yang sempat terekam yang kemudian diabadikan oleh para keluarganya yang diantaranya adalah sebagai berikut yaitu :
1. Tomakaka Loppong pada zaman tomakaka dan berganti menjadi Mara’dia Loppong pada zaman Amara’diangan di Balanipa yang juga bergelar Ikadzake Lette yang daerah kekuasaannya pada ahirnya bernama Pappuangan Renggeang ,yang pada zaman pemerintahan Todilaling berhasil membunuh seorang pemberani yang datang di Mandar bergelar Passitobo dari Cikoang Takalar sehingga Ikadzake Lette’ dianugrahi gelar sebagai Tomappatumballe’ Lita’ di Mandar ( orang yang mempertahankan tanah tumpah dara di Mandar )
2. Hampir semua raja-raja di Balanipa sejak dahulu sebelum pasca proklamasi menentang kedatangan Pemerintah Belanda yang pimpinan dan perlawanannya selalu dimulai dari kerajaan Balanipa seperti yang dilakukan oleh Todziboseang Arayang Balanipa yang ke VI yang menjadi pimpinan pertempuran diseputaran laut Ajatapparang melawan pasukan Bone yang dibantu oleh pasukan Belanda ,untuk selanjutnya memimpin pertempuran di Kaeli yang mengikabatkan beliau gugur disana lalu dipulangkan ke Balanipa dengan kendaran sampan tampa layar dan dikayu oleh dayung , sehingga beliau bergelar Todziboseang
3. Pasukan Gabungan Ba’bana Binanga dibawah pimpinan Arayang Balanipa k X Idaeng Mallari yang membantu kerajaan Gowa dalam pertempuran melawan pasukan Belanda yang dibantu oleh kerajaan Bone yang mengakibatkan gugurnya Idaeng Mallari bersama sebagian besar pasukannya sehingga beliau kemudian bergelar Todzipesso di Galeso (orang yang gugur diserbu musuh di Galesong)
4. Puatta Ilambo bergelar Tomatindo Dilanggana Arayang Balanipa ke XI , XIII dan ke XVII yang berjuang mempertahankan harkat dan martabat serta membela tanah air , kemudian dengan jiwa besar ,tulus serta ikhlas turun dari tahta kerajaan demi memberikan kesempatan kepada yang sangat berjasa dalam mengusir musuh yang akan menodai nama besar Mandar
5. Pasukan Gabungan Ba’bana Binanga dibawah pimpinan Imaga Daeng Rioso yang dibantu oleh Mara’dia Banggae berhasil mengalahkan dan mengusir pasukan kerajaan Bone yang berjumlah kurang lebih 20.000 pasukan dan dibantu oleh pasukan Belanda yang ahirnya melahirkan sebuah perjanjian untuk tidak lagi saling bermusuhan yang disebut dengan Perjanjian Lanrisang
6. Ijuara Mara’dia Banggae dan Ilatta Mara’dia Pamboang yang pada sekitar tahun 1892 ditangkap Belanda lalu diasingkan ke Ujung pandang (Makassar) dan dilepaskan pada tahun 1905 ,kedua pahlawan ini hanya mendapat jasa dengan sebutan Topole di Ujung pandang ( orang yang datang dari Ujung Pandang )
7. Kaco Puang Ammana Pattolawali adik kandung dari Icalo Ammana Wewang Mara’dia Matoa Balanipa yang dalam insiden kontak senjata yang terjadi diberbagai tempat dalam kawasan Mandar yang mengakibatkan gugurnya para pahlawan pejuang kemerdekaan termasuk Kaco Puang Ammana Pattolawali
8. Ibaso Boroa alias Tokape yang menentang Belanda sebagai yang dipertuan di Mandar yang juga ahirya ditangkap dan dibuang ke Pacitan Jawa Timur dan wafat disana dengan meninggalkan tiga orang putra di Mandar yaitu: Pammase bergelar Pallabuang ,Tammanganro bergelar Passalunna dan Simanangngi bergelar Pakkarama yang juga ketiganya populer dengan gelar Jakka Talluna Balanipa (Satria tiga perkasa dari Balanipa) dan dalam pengasingannya Tokape yang di Pacitan digelar Kapei juga meninggalkan seorang istri, seorang putra dan seorang putri yaitu Andi Ali Muhammad dan Andi Suriyatun serta seorang cucu dan beberapa cicit .
9. Kegagahan Icalo Ammana Wewang yang memporak-porandakan Pasukan Belanda ,yang ahirnya beliau tertangkap oleh taktik tipu muslihat Belanda dan beliau dibuang ke Pulau Belitung pada tahu 1906 lalu kembali ke Mandar pada tahu 1943 dan kembali memporak porandakan pasukan Belanda hingga beliau gugur dan dimakamkan di Limboro
10. Ilalo Makasau yang juga bergelar Puang Tobarani yang sangat disegani kawan dan ditakuti oleh lawan , yang dengan taruhan nyawa masuk sorang diri kedalam sarang musuh demi menyelamatkan putri raja yang kemudian berhasil membawanya pulang dengan selamat
11. Peristiwa tidak tumbangnya bendera merah putih yang berkibar didepan Istana Kerajaan Balanipa oleh Pasukan Wasterling Belanda berkat kegagahan sang Mastero kesatria sejati Ibu Agung H.A.Depu yang memilih mati bersama pejuang lainnya ketika itu jika sang merah putih harus turun dari tiangnya
12. Mara’dia Kamande yang juga gugur dalam sebuah pertempuran bersama anak buahnya hanya demi mempertahankan harkat dan martabat untuk tidak mau diperbudak oleh bangsa lain
13. Para pejuang kemerdekaan yang terdiri dari berbagai wilayah di Mandar seperti Balanipa Banggae ,Pamboang dan Sendana bersama rakyat dari Tinambung dan sekitarnya yang tak berdosa dibantai secara bersamaan dalam sebuah peristiwa yang disebut

Sabtu, 30 April 2011

METODE BERTANYA


METODE BERTANYA
Bertanya dalam proses pembelajaran memegang peranan yang penting. Pertanyaan merupakan salah satu rangsangan berfikir yang baik untuk membelajarkan siswa. Ahli pendidikan banyak yang mengakui pentingnya bertanya dalam pembelajaran. Di katakan bahwa, pembelajaran dengan satu gambar, setara dengan seribu kata-kata, dan nilai satu pertanyaan setara dengan seribu gambar.
Disamping berguna untuk merangsang berfikir anak, pertanyaan juga berguna untuk menilai efektivitas pembelajaran dan efektivitas kemajuan belajar anak. Melalui bertanya, guru dapat melihat apakah pembelajaran yang dilakukannya sudah efektif atau belum. Benar tidaknya jawaban anak atas pertanyaan yang disampaikan guru, dapat digunakan untuk menilai keefektifan pembelajaran. Demikian pula, jawaban anak atas pertanyaan guru itu pula, dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan indek kemajuan belajar anak.
Ornstein (1990:275) menyatakan, pembelajaran yang baik ditandai oleh penggunaan bertanya yang baik, khususnya pembelajaran untuk kelompok anak yang besar jumlahnya. Bertanya yang baik dapat merangsang keingintahuan anak, menstimulasi imajinasi anak, dan memotivasi anak untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Pertanyaan dapat menantang anak untuk berfikir, membantu anak untuk mengklarifikasi konsep dan problem yang berhubungan dengan pelajaran.

A. Fungsi Pertanyaan
Pertanyaan memiliki banyak fungsi. Di samping sebagaimana yang diuraikan dalam pendahuluan bab ini, Moedjiono, dkk (1996) fungsi pertanyaan berikut ini.
1. Untuk menguji prestasi belajar siswa.
2. Untuk membantu siswa mengaitkan pengalaman-pengalamannya yang tepat dengan
pelajarannya.
3. Untuk menstimulasi minat siswa. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan minat
intelektual.
4. Untuk mendorong berpikir karena pertanyaan yang baik membantu siswa untuk
menemukan jawaban yang baik pula.
5. Untuk mengembangkan kemampuan dan kebiasaan menilai.
6. Untuk menjamin pengorganisasian dan pemahaman meteri secara tepat.
7. Untuk mengarahkan perhatian siswa pada unsur-unsur penting dalam pelajaran.

B. Tipe-tipe Pertanyaan
Berdasarkan tingkat keterlibatan pikir anak, tipe pertanyaan dapat dibedakan menjadi (1) tipe pertanyaan tingkat rendah, dan (2) Tipe pertanyaan tingkat tinggi. Berdasarkan klasifikasi kognitif, tipe pertanyaan dibedakan menjadi: (1) pertanyaan pengetahuan, (2) pertanyaan pemahaman, (3) pertanyaan aplikasi, (4) pertanyaan analisis, (5) pertanyaan sintesis, dan (6) pertanyaan evaluasi. Berdasarkan tipe jawaban yang dikehendaki, tipe pertanyaan dibedakan menjadi: (1) pertanyaan konvergen, dan (2) pertanyaan divergen.
1. Tipe Pertanyaan Berdasarkan Tingkat pikir Anak
a. Pertanyaan tingkat rendah. Pertanyaan tingkat rendah, menekankan daya ingat
anak terhadap informasi yang diperoleh. Misalnya kapan Indonesia
diproklamirkan? Pertanyaan terpokus pada fakta, bukan pada pemahaman apalagi
keterampilan pemecahan masalah. Pertanyaan tipe ini oleh Guilford disebut
pertanyaan informasi, menurut Jerome Bruner disebut pertanyaan operasional
kongkrit, sedang Arthur Jensen menyebutnya pertanyaan berfikir tingkat
pertama.
b. Pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan tingkat tinggi menuntut jawaban dengan
tingkat berpikir yang kompleks dan abstrak. Pertanyaan tingkat tinggi,
digunakan untuk menilai kemampuan berfikir anak yang bersifat komplek dan
abstrak. Tipe pertanyaa ini menuntut anak untuk dapat berpikir analitis,
sintesis, maupun berpikir evaluatif, dan keterampilan pemecahan masalah.
2. Tipe Pertanyaan Berdasarkan Taksonomi Kognitif
a. Pertanyaan Pengetahuan
Pertanyaan pengetahuan bertujuan untuk melacak daya ingat anak terhadap
informasi yang pernah diterima. Informasi dimaksud dapat berupa fakta,
konsep, dalil, rumus, metode dan lain-lain. Informasi (pengetahuan) dapat
bersumber dari bahan teks maupun dari guru atau nara sumber yang lain. Contoh
tipe pertanyaan pengetahuan adalah:
1. Siapa nama presiden Indonesia saat ini?
2. Sebutkan rumus empat persegi panjang?
3. Sebutkan kembali faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya gejolak
moneter, menurut teks yang anda baca?
b. Pertanyaan Pemahaman
Pertanyaan pemahaman menuntut anak untuk mengorganisasikan informasi-
informasi yang telah di terimanya dengan kata-kata sendiri, atau
menginterprestasikan/membawa informasi yang di lukiskan melalui grafik atau
kurva dengan jalan membandingkan/membeda-bedakan.
1. Jelaskan dengan kata-katamu sendiri apakah manfaat pariwisata?
2. Bandingkan antara nyamuk Culex dengan Anopheles!
3. Informasi apa yang kita peroleh dari kurva semacam ini?
c. Pertanyaan Penerapan (application question)
Pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberikan jawaban tunggal dengan cara
menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang
pernah di terima.
1. Berdasarkan batasan yang telah di uraikan tadi, maka persamaan mana yang
memenuhi syarat?
2. Berdasarkan kriteria yang ada maka organisme mana yang termasuk protosoa?
d. Pertanyaan Analisis (analysis question)
Pertanyaan yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara:
mengidentifikasi motif masalah yang ditampilkan; mencari bukti-bukti atau
kejadian-kejadian yang menuntut suatu kesimpulan atau generalisasi; danmenarik
kesimpulan berdasarkan informasi yang ada atau membuat generalisasi berdasarkan
informasi yang ada.

1. Identifikasi motif
Contoh: Mengapa paruh burung gagak dan burung kutilang tidak sama bentuknya ?
2. Menganalisa kesimpulan/generalisasi. Contoh: Kenakalan remaja di kota-kota
besar meningkat, dapatkah Saudara menunjukkan bukti-buktinya?
3. Menarik kesimpulan berdasarkan infomasi yang ada.
Contoh: Setelah kita mempelajari perang Diponegoro, Paderi dan Trunojoyo,
maka kesimpulan apa yang dapat kita tarik tentang latar belakang, motif serta
sebab-sebab terjadinya peperangan?
e. Pertanyaan Sintesis (synthesis question)
Ciri pertanyaan ini ialah jawabannya yang benar tidak tunggal melainkan lebih
dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya
kreasinya. Pertanyan sintesa menuntut siswa untuk membuat ramal an/predikasi.
1. Membuat ramalan. Contoh: Apa yang terjadi bila tanaman di siram dengan
larutan asam cuka?
2. Memecahkan masalah berdasarkan imajinasi anak . Contoh: Bayangkan anda
seolah-olah di tengah-tengah gerombolan serigala yang sedang kelaparan,
reaksi apakah gerangan yang anda tampilkan untuk mengatasinya?
3. Mencari komunikasi. Contoh: Susunlah suatu karangan pendek yang menggambarkan
nilai serta perasaan anda!
f. Pertanyaan evaluasi (evaluation question)
Pertanyaan semacam ini menghendaki siswa untuk menjawabnya dengan cara
memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu issue yang di tampilkan.
1. Menurut pendapat anda mana yang lebih tepat dan murah dalam pemerataan
kesempatan belajar, SD Inpres atau Sekolah Terbuka?
2. Tepatkah kebijakan melikuidasi sejumlah Bank swasta nasional sebagai langkah
untuk menaikkan apresiasi Rupiah terhadap nilai Dolar Amerika? berikan alasan!
Tipe Pertanyaan menurut luas sempitnya.

a. Pertanyaan sempit (narrow question)

Pertanyaan ini membutuh kan jawaban yang tertutup dan biasanya kunci jawabanya telah bersedia. Bentuk pertanyaan ini ada dua yaitu

1. Pertanyaan sempit
Tipe pertanyaan sempit memiliki jawaban yang tertutup. Biasanya sudah tersedia kunci jawabannya. Pertanyaan sempit informasi langsung. Pertanyaan semacam ini menuntut siswa untuk menghafal atau mengingat informasi yang ada. Contoh: Berapa derajad celcius temperatur tubuh manusia yang sehat?

a. Pertanyaan sempit memusat.
Pertanyaan ini menuntut siswa ini agar mengembangkan ide atau jawabannya melalui
petunjuk tertentu. Contoh: Dengan metode apa agar konsep gotong royong mudah di
mengerti oleh siswa?
b. Pertanyaan luas
Pertanyaan tipe ini menghendaki lebih dari satu jawaban. Dengan perkataan lain,
pertanyaan tipe luas, memiliki jawaban yang masih terbuka.

2. Pertanyaan luas terbuka

Pertanyaan tipe ini mendorong anak untuk menemukan jawaban secara terbuka sesuai dengan gaya masing-masing. Contoh: Bagaimana cara menanggulangi kenakalan remaja di kota kecil?
a. Pertanyaan luas menilai
Pertanyaan tipe ini menuntut anak untuk memberikan penilaiannya terhadap suatu
pengetahuan tertentu. Jawaban untuk pertanyaan ini meminta anak untuk membuat
pendapat, atau menentukan sikap tertentu dengan alasan yang rasional. Contoh:
Bagaimana pendapatmu atas likuidasi bank oleh pemerintah dalam upaya mengatasi
gejolak moneter yang terjadi saat ini?

Tipe Pertanyaan berdasarkan tipe jawaban yang diinginkan

1. Pertanyaan konvergen.

Pertanyaan tipe konvergen serupa dengan pertanyaan sempit, dimana tipe pertanyaan ini memiliki hanya satu jawaban yang benar. Karena itu tipe pertanyaan ini sering dianggap sama dengan tipe pertanyaan tingkat rendah. Tipe pertanyaan konvergen dapat berkaitan dengan logika atau data yang kompleks, idea yang abstrak, analogis dan multi hubungan.
Hasil penelitian menunjukkan tipe pertanyaan konvergen dapat digunakan ketika siswa hendak memecahkan kesulitan dalam latihan soal Matematika atau IPA utamanya analisis persamaan dan problem istilah. Kata tanya dasar untuk pertanyaan tipe konvergen dimulai dengan kata : apa, siapa, kapan atau dimana.

2. Pertanyaan divergen

Pertanyaan divergen adalah pertanyaan yang bersifat terbuka dan memiliki banyak jawaban yang berbeda-beda. Pertanyaan ini menantang kreatifitas berfikir anak dengan terlebih dahulu guru menyediakan contoh dan bukti-bukti. Pertanyaan tipe divergen berhubungan dengan proses berfikir tingkat tinggi yang menentang anak untuk berfikir kreatif dan belajar proses penemuan. Kata tanya dasar untuk mengawali pertanyaan tipe divergen biasanya digunakan kata bagaimana, mengapa. Contoh : Mengapa biaya hidup di Jakarta lebih mahal dibanding di Malang?

3. Pedoman Menyusun Pertanyaan

Moedjiono, dkk (1996) memberikan rambu-rambu untuk menyusun pertanyaan berikut ini.
1. Pertanyaan hendaknya dinyatakan secara ringkas. Pertanyaan hendaknya sedemikian
pendek sehingga siswa dapat segera menangkap makna pertanyaan secara keseluruhan
sementara itu juga merumuskan jawaban.
2. Pertanyaan hendaknya tidak mempunyai makna ganda (ambigius). Pemilihan kata dan
penyusunan kalimat yang baik dan benar sangat penting untuk menjamin bahwa
ide-ide yang terkandung dalam pertanyaan itu telah disampaikan secara tepat.
3. Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan umur dan pertumbuhan bahasa siswa.
Kesalahan yang sering dilakukan guru adalah menilai kemampuan siswa terlalu
tinggi atau terlalu rendah. Untuk menaksir kemampuan siswa perlu diperhatikan
faktor usia, lingkungan kehidupan, kesiapan mental, serta banyaknya kesempatan
memperoleh pengalaman dari lingkungannya.
4. Pertanyaan hendaknya mendorong meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Pertanyaan
yang bersifat "drill" ditujukan untuk membantu siswa dalam memperoleh kemampuan
kecepatan bereaksi. Pertanyaan dengan tujuan drill saja belum cukup; pertanyaan
itu harus mampu mendorong siswa beripikir. Pertanyaan semacam itu membantu siswa
untuk menumbuhkan kemampuan menganalisis, mensintesis, dan menyusun jawaban
pertanyaan tidak dalam satu kata atau satu kalimat saja.
5. Hendaknya struktur kalimat tidak mengarah pemberian jawaban terhadap pertanyaan
yang diajukan. Seringkali guru terperosok ke dalam pengarahan jawaban dengan
pertanyaan yang diajukan. Misalnya: "Bukankah Bung Karno itu Presiden pertama
Republik Indonesia"
6. Pertanyaan yang diajukan hendaknya menghindarkan perolehan jawaban ya atau
tidak. Pertanyaan yang menunjuk jawaban ya atau tidak, membuka peluang yang luas
masuknya unsur menduga dalam jawaban. Meskipun siswa tidak mengetahui tentang
masalah yang ditanyakan, kemungkinan jawaban ya atau tidak yang benar atau salah
50 - 50.
7. Pertanyaan hendaknya hanya berkaitan dengan satu ide. Pertanyaan yang mengandung
beberapa ide sukar ditangkap dan membingungkan siswa. Misalnya dalam pertanyaan
berikut: "Sebutkan nama dan tempat kelenjar pencernaan yang ada dalam tubuh kita
dan terangkan bekerjanya masing-masing kelenjar secara terinci". Biasanya bagian
akhir pertanyaan tidak dapat ditangkap siswa, sehingga memerlukan pengulangan.
Pertanyaan yang dapat diingat hanya sebagian saja; misalnya: "Sebutkan nama dan
tempat kelenjar".
8. Pertanyaan hendaknya mencerminkan satu tujuan. Pertanyaan tidak ada artinya bila
tidak memiliki tujuan tertentu yang harus diketemukan siswa dengan pertanyaan
tersebut.

9. Pertanyaan hendaknya tidak menggunakan bahasa sebagai yang terdapat dalam buku
teks. Pengulangan kembali kata-kata dalam buku teks mendorong siswa menghafal
isi buku secara kata demi kata. Bahasa pertanyaan hendaknya bahasa non teks book.

4. Pedoman Mengajukan Pertanyaan

Pertanyaan yang baik dapat meningkatkan fungsi pertanyaan. Moedjiono, dkk (1996) menyampaikan rambu-rambu mengajukan pertanyaan sebagai berikut.

a. Pertanyaan hendaknya diarahkan ke seluruh kelas terlebih dahulu sebelum
ditujukan kepada seorang siswa untuk menjawabnya. Teknik ini mempunyai nilai
edukatif yang penting yakni berikut. (1) Untuk mengarahkan perhatian siswa ke
arah situasi kelas. Siswa yang perhatiannya menyimpang, akan dikembalikan
perhatiannya dalam situasi kelas bila terdapatpertanyaan untuk dijawab. (2)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk merumuskan jawaban yang tepat menurut
pendapatnya masing-masing. Apabila pertanyaan langsung ditujukan kepada murid
tertentu maka hanya murid itu saja yang harus memikirkan jawabannya sedang siswa
yang lain masa bodoh. Kalau seorang siswa langsung harus memberi jawaban maka
hanya siswa-siswa yang berminat saja yang memperhatikan. (3) Mengajukan
pertanyaan ke seluruh kelas akan mendorong siswa memperhatikan secara kritis
terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa yang lain karena semua siswa telah
merumuskan jawabannya. Masing-masing dapat melihat persamaan dan perbedaan
jawaban masing-masing. Adanya perbedaan atau pertentangan pendapat dalam kelas
akan membantu penalaran siswa.

b. Pertanyaan hendaknya sejauh mungkin menyebar ke seluruh kelas. Seringkali
terjadi siswa tertentu memperoleh pertanyaan yang relatif banyak sedang siswa
lain sedikit atau bahkan tidak pernah mendapat pertanyaan sepanjang jam
pelajaran. Apabila tidak bijaksana guru akan cenderung mengajukan pertanyaan
kepada siswa yang menjawab dengan tepat. Siswa tersebut berpartisipasi di kelas
(memberi jawaban).

c. Siswa mendapat waktu yang cukup untuk merumuskan jawaban pertanyaan. Dalam hal
ini diperlukan kesabaran. Guru sering melupakan menyatakan bahwa saat guru
mengajukan pertanyaan pada siswa ia telah memiliki jawabannya dalan benaknya
sebelum pertanyaan dilontarkan kepada siswa; sedang siswa masih harus memikirkan
dan merumuskan makna pertanyaan tersebut, masih harus menggali pengalaman-
pengalaman yang sesuai dengan pertanyaan, mengevaluasi, membuat kesimpulan,
memilih kata-kata yang tepat untuk menyusun jawaban pertanyaan itu. Meskipun
mungkin siswa cukup menguasai bahan-bahan, dan kemampuan proses mental yang cepat
masih memerlukan waktu untuk merumuskan pernyataan jawaban.

d. Nada dan tekanan suara tidak memberikan petunjuk jawaban pertanyaan yang
diajukan.

e. Janganlah segera menyalahkan siswa bila tidak dapat menjawab pertanyaan.
Usahakan tidak memberi pertanyaan di luar kemampuan siswa.

f. Susunlah pertanyaan hanya bertalian dengan hal pokok saja.

g. Hendaknya guru tidak mengulang pertanyaan yang diajukan. Bila siswa mengetahui
guru akan mengulang pertanyaan yang akan diajukan maka perhatian siswa akan
berkurang. Untuk mendapat perhatian yang tidak terbagi-bagi, lampauilah siswa
yang tidak memperhatikan dengan mengajukan pertanyaan pada siswa yang lain. Dari
pada kita berkata kurang baik, sikap demikian akan menjadikan siswa menyadari
bahwa bila tidak memperhatikan maka menjadikan kehadirannya di kelas tidak
mempunyai makna. Kebijaksanaan semacam ini akan menjadikan siswa terdorong untuk
mencurahkan perhatian sepenuhnya.

h. Hendaknya guru tidak mengulang jawaban. Dengan tidak mengulang jawaban siswa
akan mendengarkan dengan penuh perhatian sementara guru dan siswa lain
berbicara. Jawaban merupakan fakta yang berguna bagi kelas. Jawaban menimbulkan
evaluasi kritis dan cermat bagi siswa lain. Selanjutnya siswa harus dilatih tata
cara berbicara; cukup jelas dan keras, sehingga dapat didengar oleh seluruh
kelas. Kesadaran siswa akan tanggung jawab kelas banyak membantu dalam
merumuskan apa yang ingin dikatakan pada kelas dengan penuh hati-hati. Dituntut
inisiatif guru untuk memperkenalkan dan menumbuhkan tanggung jawab siswa.

i. Seringkali guru dapat bertanya kepada siswa yang tidak memperhatikan. Cara ini
merupakan salah satu upaya untuk menegakkan situasi disipliner dan mengembalikan
perhatian. Namun bila terlalu sering dilakukan maka pertanyaan hanya melayani
satu fungsi pendidikan saja

j. Pertanyaan hendaknya diajukan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan
kepercayaan diri pada siswa. Misalnya dengan pernyataan: "Tentu kamu dapat
menjawab"; adalah contoh menumbuhkan kepercayaan pada siswa yang menyertai
pertanyaan yang diajukan Siswa mendapat tantangan untuk tidak mengecewakan guru.
Secara psikologis murid akan menggunakan kekuatan yang tersembunyi (laten)
secara maksimal.

k. Dalam bertanya hendaknya guru dapat menyesuaikan situasi kelas yang sedang
berlangsung. Misalnya siswa baru selesai menghadapi ulangan, atau baru memasuki
hari pertama sesudah liburan.

5. Penggunaan Kata Bertanya Dasar

Termasuk kata bertanya dasar adalah kata-kata berikut: apa, bagaimana, mengapa,
siapa, di mana, kapan, yang mana. Setiap penggunaan kata bertanya dasar itu
memiliki tujuan penggunaan kata bertanya dasar apa yang bertujuan mendorong
siswa mengembangkan kejelasan sesuatu benda, orang, situasi, atau proses yang
sedang diamati; melihat persamaan dan perbedaan pengamatannya sekarang dengan
pengalaman yang sudah dimiliki.
Penggunaan kata bertanya bagaimana bertujuan untuk memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan menggunakan informasi yang telah dimiliki agar dapat memecahkan persoalan yang dihadapi. Penggunaan kata bertanya mengapa bertujuan untuk untuk memotivasi siswa berpikir kritis, menggunakan penalarannya dengan memadukan apa yang diamatinya sekarang dengan perbendaharaan pengetahuan yang sudah dimiliki.

a. Penggunaan kata bertanya siapa bertujuan untuk memotivasi siswa, mengembangkan
kemampuan melihat hubungan benda, situasi, proses, dengan pelakunya.
b. Penggunaan kata bertanya di mana bertujuan untuk memotivasi siswa mengembangkan
kemampuan siswa melihat hubungan benda, situasi, proses, orang dengan tempat
terjadinya atau tempat berlangsungnya.
c. Penggunaan kata bertanya kapan bertujuan untuk memotivasi siswa mengembangkan
kemampuan melihat benda, situasi, proses, orang dengan waktu (hari, tanggal,
jam, saat pagi, siang, petang, malam, dan sebagainya) terjadinya atau
berlangsungnya.
d. Penggunaan kata bertanya yang mana bertujuan untuk memotivasi siswa
mengembangkan kemampuan siswa melihat persamaan, perbedaan, membandingkan,
memilih benda atau orang, atau situasi, atau proses sehingga dapat menentukan
sikap terhadap sesuatu yang diamati. Karena peristiwa pembelajaran yang
dilakukan guru di kelas itu merupakan kegiatan yang tujuannya sudah jelas yakni
perolehan hasil belajar pada siswa sebagaimana yang telah ditetapkan rumusannya
dalam GBPP maka penggunaan kata bertanya itu harus tetap dalam kaitan pencapaian
tujuan pembelajaran tersebut. Oleh karena itu keterkaitan antara kata bertanya
yang kita pergunakan dalam metode tanya jawab dengan TIK harus jelas.

Keterampilan Bertanya Dasar

Pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi cara menyajikannya kepada murid tidak tepat (umpamanya tidak jelas dalam menyampaikannya), akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan yang dikehendaki. Oleh karena itu aspek teknik pertanyaan harus pula dipahami dan dilatih, agar guru dapat menggunakan pertanyaan secara efektif dalam proses belajar mengajarnya. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan antara lain adalah seperti berikut.
Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Harap diusahakan agar pertanyaan yang dikemukakan itu jelas maksudnya, serta nampak benar kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan lainnya. Usahakan tidak diselingi oleh kata-kata sisipan yang bersifat mengganggu ,misalnya: ee, em, er, anu dan lain-lain. Berikut ini disajikan contoh pertanyaan yang tidak jelas maksud serta kaitannya. Guru: Nah, anak anak sekarang akan, eh saya maksud siapa dapat menjawab, em dapat menyebutkan, eh dapat memberikan alasan mana, yang lebih baik menggunakan kail atau membeli tombak untuk mendapatkan ikan di laut.
Pertanyaan tersebut dikatakan tidak jelas maksudnya karena menggambarkan jalan pikiran yang belum terkonsolidasi dan bagaimana kaitannya antara menggunakan kail dan membeli tombak. Pertanyaan tersebut semestinya dapat disederhanakan sebagai berikut.

Guru: Nah anak-anak, bagaimana menurut pendapatmu, manakah yang lebih baik menggunakan kail atau tombak untuk memperoleh ikan di laut?
Kecepatan dan selang waktu (pause)
Kecepatan menyampaikan pertanyaan, tergantung pada jenis pertanyaan itu sendiri. Pada umumnya guru-guru muda (belum berpengalaman) cenderung banyak melontarkan pertanyaan dari pada menerima jawaban, dan pertanyaan-pertanyaannya diucapkan dengan cepat tanpa diselingi pause untuk memberi kesempatan murid berfikir.berikut ini disajikan semacam resep tata cara menyampaikan pertanyaan. Usahakan dalam menyampaikan pertanyaan dengan ucapan yang jelas serta tidak tergesa-gesa. Pertanyaan yang diucapkan dengan cepat dan tergesa-gesa akan menimbulkan ketidakmengertian pada murid.
Begitu pertanyaan selesai diucapkan, berhentilah sejenak untuk memberikan kesempatan berfikir kepada murid sementara itu sambil memonitor keadaan kelas, apakah sudah ada yang siap mengajukan jawaban. Murid yang sudah siap untuk mengajukan jawaban biasanya gerak-geraknya dapat ditandai sebagai berikut. Menggeserkan duduknya agak maju dengan mulut setengah terbuka siap mengucapkan sesuatu. Menengadahkan wajahnya dengan pandangan mata yang agak lebar. Mengacungkan tangan bahkan ada yang sampai berdiri.
Pemberian Waktu berfikir (Pausing)
Berikan waktu sejenak (1-5 detik) kepada murid untuk berfikir dalam rangka menemukan jawabannya. Pemberian waktu untuk memberikan kesempatan berfikir pada murid itu ada efek positifnya, misalnya: Murid dapat memberikan jawaban lebih panjang dan lengkap. Jawaban murid lebih analistis, sintetis, dan kreatif. Murid akan merasa yakin akan jawabannya. Partisipasinya murid meningkat.
Arah dan distribusi penunjukan (Penyebaran)
Pertanyaan diajukan seharusnya kepada seluruh murid, sehingga seluruh murid di dorong untuk berusaha menentukan jawabannya. Hanya dalam keadaan tertentu, umpamanya untuk memusatan perhatian seorang siswa, pertanyaan langsung dapat ditujukan kepada seorang murid. Meskipun demikian pertanyaan harus disampaikan terlebih dahulu sebelum menunjuk siswa yang dikehendaki. Secara teknis, teknik penyebaran pertanyaan ini dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ke seluruh anggota kelas, serta memberikan waktu berfikir untuk beberapa saat, kemudian guru baru menunjuk siswa yang dikehendaki untuk memjawabnya. Maksud dari teknik bertanya tersebut adalah pertanyaan dapat difikirkan oleh semua siswa.
Dengan lain perkataan, penggunaan teknik penyebaran pertanyaan ini adalah menyangkut pemerataan pertanyaan. Sebab dengan cara siswa yang mampu agar mengangkat tangan seringkali tidak tepat. Ada sejumlah anak yang mampu menjawab tetapi mereka merasa malu untuk mengangkat tangannya. Dengan penunjukkan, siswa yang merasa malu untuk mengangkat tangan dapat memperoleh giliran menjawab.
Secara didaktis, dengan teknik penunjukkan tersebut, jawaban yang disampaikan diharapkan dapat menjadi pengalaman belajar (pengetahuan) bagi teman-teman lainnya.

Teknik Menuntun (promting Question)

Teknik menuntun digunakan manakala siswa tidak segera menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru. Mendapat kenyataan tersebut, maka guru perlu tanggap bahwa tidak adanya siswa yang menjawab tersebut sangat dimungkinkan karena pertanyaan yang diajukan terlalu tinggi tingkat abstraksinya. Dapat juga cakupan variabelnya terlalu luas sehingga siswa kesulitan dalam teknik menjawabnya.
Disamping itu ketidakmampuan anak menjawab pertanyaan tersebut dapat juga akibat dari yang lain misalnya, kalimat pertanyaan yang digunakan guru kurang difahami anak. Dalam keadaan yang seperti itu, adalah tugas guru untuk menuntun langkah berfikirnya anak. Sehingga dengan tuntunan yang diberikan tersebut anak terarahkan jalan fikirannya untuk menjawab pertanyaan utama.
Teknik menuntun tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya (1) menyederhanakan pertanyaan, (2) memecah pertanyaan menjadi beberapa bagian pertanyaan yang dapat mengarahkan anak secara perlahan-lahan ke pertanyaan awal, (3) mengganti kalimat pertanyaan menjadi kalimat yang lain tetapi maksudnya sama, (4) memberikan pertanyaan yang

jawabannya dapat memancing fikiran anak untuk menemukan jawaban pertanyaan semula.
Guru : Pada pertemuan yang lalu kita telah mempelajari tentang sistematika hewan rendah, khususnya protozoa, Porifera, Colenterata maupun Vermes. Coba kamu Habib.....menurut pendapatanmu mana yang lebih tinggi tingkatnya, Prifera atau Colenterata?
Habib: diam (sedang berfikir)
Guru : Silahkan ditinjau lebih dahulu tentang sistem pencernaan makanannya, naa.....bagaimana Habib?
Teknik menggali (Probing Question)
Probing question ialah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut dari murid dengan maksud untuk mengembangkan kwalitas jawaban yang pertama, sehingga yang berikutnya lebih jelas, akurat, serta lebih beralasan. Disamping itu, dengan teknik bertanya menggali ini guru dapat mgetahui tingkat kedalaman pengetahuan anak.
Contoh:
Guru : Setelah kemarin kita bersama-sama meninjau tambak bandeng, bagaimana pendapatmu tentang tambak bandeng tersebut Ali?
Murid: Sangat menarik, pak!
Guru : Faktor apa yang menarik?
Pemusatan (Focusing)
Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang ruang lingkupnya luas, kemudian di lanjutkan ke pertanyaan yang lebih khusus.
Contoh: "Meliputi jenis apa saja bahan bakar itu"?
"Premium digunakan sebagai bahan bakar kendaraan jenis apa? (pertanyaan sempit memusat)
Pindah gilir (re-derecting)
Teknik pindah gilir digunakan untuk mengundang partisipasi semua anak. Untuk itu teknik ini di lakukan dengan cara, mengajukan pertanyaan ke seluruh kelas, kemudian memilih siswa tertentu, dan lanjutkan ke siswa yang lain.
Contoh: Sebutkan fungsi air bagi manusia? (diam sejenak), kemudian menunjuk siswa untuk menjawab, setelah salah satu anak menjawab, diteruskan lagi menunjuk anak yang lain untuk menjawab dengan jawaban yang lain lagi.
Perubahan tingkat Kognitif
Pertanyaan untuk kelas, diberikan dengan memperhatikan variasi tuntutan tingkat kognitif. Pertanyaan tertentu memiliki kadar kognitif tinggi ( analisis-sintesisi-evaluasi), divariasikan dengan pertanyaan-pertanyaan kognitif tingkat rendah ( pengetahuan hafalan-pemahaman – aplikasi). Dapat juga secara bervariasi , mengubah-ubah tingkatan pertanyaan, misalnya pertanyaan konvergen-divergen, secara berganti-ganti.

Jumat, 08 April 2011

DARIMANAKAH CINTA ITU BERASAL

Jika Anda menanyakan darimana cinta itu berasal tentu bisa dijawab
dengan jawaban cinta itu berasal dari takdir Tuhan. Jawaban tersebut
memang benar tetapi tidak memuaskan. :)
Secara ilmiah ini memang agak membingungkan, akan tetapi ilmu
pengetahuan mengatakan, jawabanya adalah jatuh cinta itu berasal dari
hidung lalu turun ke hati. Loh !? Bukan dari mata turun ke hati toh..!!??
Ya, memang begitulah adanya. Perasaan cinta yang kita rasakan muncul
karena di dalam tubuh diproduksi beberapa zat-zat tertentu yang sedikit
membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Salah
satu zat ini dinamakan feromon.
Istilah feromon berasal dari bahasa Yunani yaitu “phero” yang artinya
“pembawa” dan “mone” “sensasi” (feromon = pembawa sensasi). Senyawa
feromon sendiri didefinisikan sebagai suatu subtansi kimia yang berasal
dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk
mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu
proses reproduksi. Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan
oleh kelenjar endokrin pada ketiak, telinga, hidung, mulut, kulit, dan
kemaluan. Feromon aktif apabila yang bersangkutan telah akil balig.
Feromon ini bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh manusia
lainnya (terutama otak). Contoh paling mudah adalah "bau badan". Hus
jangan salah !, lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang
lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri
dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti "sidik
jari”. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan sangat berbeda
dengan manusia lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan
manusia, di masa depan bisa jadi salah satu identitas diri.
Sifat dari senyawa feromon sendiri tidak kasat mata, mudah menguap,
tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia.
Senyawa feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat sedang
berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan.
Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara
yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan
oleh vomeronasalorgan (VMO) di dalam indra pencium. Sinyal feromon
ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama
hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan
respons perilaku dan fisiologis. Menimbulkan rasa ketertarikan antara
dua orang berlainan jenis dengan bekerja sebagai pemicu dalam reaksireaksi
kimia. Ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka
feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif
yaitu VMO, organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan
ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman. Dari disinilah terjadi
apa yang dinamakan dengan cinta. (he2. tampaknya jadi terdengar
kurang romantis ya..)
Konon kemampuan tubuh untuk menghasilkan feromon berkurang
setelah dua sampai empat tahun. Apakah ini berarti cinta itu hanya
bersifat sementara?.
Ada banyak definisi tentang cinta, ada yang bilang cinta itu takdir, cinta
itu buta, cinta itu indah, cinta itu luapan emosi, cinta itu kagum atau
menyukai sesuatu, dan lain sebagainya. Pernyataan diatas tentang cinta
itu adalah benar, namun terlepas dari itu semua, ilmu pengetahuan
mengatakan bahwa cinta itu adalah proses biologis berupa reaksi kimia
didalam tubuh kita.
Cinta dipengaruhi oleh pelepasan hormon/neurotransmitter. Hormon
berasal dari bahasa Yunani “Horman” yang berarti “menggerakan”, atau
dengan kata lain hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau
antar kelompok sel. Berbeda dengan feromon yang dapat menyebar ke
luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu
lain yang sejenis (satu spesies), hormon hanya dapat menyebar di
dalam tubuh. Saat kita mencintai seseorang maka dilepaslah hormonhormon
yang membuat tubuh kita bereaksi, merasakan berbagai
perasaan dan emosi.
Salah satu hormon yang dikeluarkan oleh tubuh itu adalah dopamin.
Dopamin ini memiliki efek selayaknya kokaine. Ketika Anda bertemu
seseorang yang Anda sukai, hormon dopamine ini bekerja dan sifatnya
addictive. Artinya mereka yang menyukai pasangannya seakan-akan
ketagihan untuk terus bertemu dengan orang yang disukainya itu.
Dalam proporsi yang tepat, dopamin menciptakan energi intens,
kegembiraan, dan fokus perhatian, dan itulah sebabnya, ketika Anda
baru jatuh cinta, Anda dapat tetap terjaga sepanjang malam, mendaki
gunung lebih cepat, dan menekan batas kemampuan Anda. Cinta
membuat Anda lebih berani menjalani risiko yang biasanya tidak Anda
ambil. (dalam dosis tinggi bisa jadi juga membuat Anda berani
melakukan resiko seperti bunuh diri dll yang bersifat ekstrim.

Selasa, 22 Maret 2011

PETUNJUK PEMBINA OSIS

Sejarah Pembentukan OSIS



Sebelum lahirnya OSIS, di sekolah-sekolah tingkat SLTP dan SLTA terdapat organisasi yang bebagai macam corak bentuknya. Ada organisasi siswa yang hanya dibentuk bersifat intern sekolah itu sendiri, dan ada pula organisasi siswa yang dibentuk oleh organisasi siswa di luar sekolah.

Organisasi siswa yang dibentuk dan mempunyai hubungan dengan organisasi siswa dari luar sekolah, sebagian ada yang mengarah pada hal-hal bersifat politis, sehingga kegiatan organisasi siswa tersebut dikendalikan dari luar sekolah sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar.

Akibat dari keadaan yang demikian itu, maka timbullah loyalitas ganda, disatu pihak harus melaksanakan peraturan yang dibuat Kepala Sekolah, sedang dipihak lain harus tunduk kepada organisasi siswa yang dikendalikan di luar sekolah.

Dapat dibayangkan berapa banyak macam organisasi siswa yang tumbuh dan berkembang pada saat itu, dan bukan tidak mungkin organisasi siswa tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi di luar sekolah.

Itu sebabnya pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1972, beberapa pimpinan organisasi siswa yang sadar akan maksud dan tujuan belajar di sekolah, ingin menghindari bahaya perpecahan di antara para siswa intra sekolah di sekolah masing-masing, setelah mendapat arahan dari pimpinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur.

Oleh karena itu pembanguan wadah pembinaan generasi muda di lingkungan sekolah yang diterapkan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ) perlu ditata secara terarah dan teratur.

Betapa besar perhatian dan usaha pemerintah dalam membina kehidupan para siswa, maka ditetapkan “OSIS” sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan secara nasional. Jalur tersebut terkenal dengan nama “Empat Jalut Pembinaan Kesiswaan”, yaitu :

1. Organisasi Kesiswaan
2. Latihan Kepemimpinan
3. Kegiatan Ekstrakurikuler
4. Kegiatan wawasan Wiyatamandala

Dengan dilandasi latar belakang sejarah lahirnya OSIS dan berbagai situasi, OSIS dibentuk dengan tujuan pokok :

1. Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari berbagai macam pengaruh negative dari luar sekolah
2. Mendorong sikap, jiwa dan semangat kasatuan dan persatuan di antara para siswa, sehingga timbul satu kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar.
3. Sebagai tempat dan sarana untk berkomunikasi, menyampaikan pemikiran, dan gagasan dalam usaha untuk mematangkan kemampuan berfikir, wawasan, dan pengambilan keputusan.

Dasar Hukum berdiriri-nya OSIS

1. UU Nomor 20 Tahun 2003; tentang sistem Pendidikan Nasional
2. UU Nomor 14 Tahun 2005; tentang Guru dan Dosen
3. PP 19 Tahun 2005, tentang Standar Pendidikan Nasional
4. Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005; tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
5. Kep. Mendukbud Nomor 0461/U/1984; tentang Pembinaan Kesiswaan
6. Kep. Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/0/1992 tentang pedoman Pembinaan Kesiswaan

PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN dan STRUKTUR OSIS

Dalam upaya mengenal, memahami, dan mengelola Organisasi Siwa Intra Sekolah (OSIS) perlu kejelasan mengenai Pengertian, Fungsi, dan Tujuan serta Struktur OSIS.

Dengan mengetahui pengertian, fungsi dan tujuan serta struktur OSIS yang jelas, maka akan membantu para Pembina, pengurus, dan perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS ini sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

1. Pengertian OSIS, meliputi :

Secara Semantis

Di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS.

OSIS adalah Organisasi Intra Sekolah. Masing-masing kata mempunyai pengertian :

a. Organisasi

Secara umum adalah kelompok kerjasama anatara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan

b. Siswa, adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah

c. Intra, berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan

d. Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, yang dalam hal ini Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah atau Sekolah/Madrasah yang sederajat

Secara Organis

OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.

Secara Fungsional

Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya dibidang pembinaan kesiswaan, arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, disamping ketiga jalur yang lain yaitu : latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasan Wiyatamandala.

Secara Sistemik

Apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai suatu sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan.

Oleh karena OSIS Sebagai suatu sistem ditandai beberapa cirri pokok, yaitu :

a. Berorientasi pada tujuan
b. Memiliki susunan kehidupan berkelompok
c. Memiliki sejumlah peranan
d. Terkoordinasi
e. Berkelanjutan dalam waktu tertentu

Fungsi OSIS

Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi. Demikian pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pula beberapa fungsi dalam mencapai tujuan.

Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan,fungsi OSIS adalah :

1. Sebagai Wadah

Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan.

2. Sebagai Motivator

Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan.

3. Sebagai Preventif

Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara eksternal OSIS mampu beradaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara prepentif OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman dari luar maupun dari dalam sekolah. Fungis preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan

Tujuan OSIS

Setiap organisasi selalu memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dengan OSIS ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain :

1. Meningkatkan generasi penerus yang beriman dan bertaqwa
2. Memahami, menghargai lingkungan hidup dan nilai-nilai moral dalam mengambil keputusan yang tepat
3. Membangun landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM dalam kontek kemajuan budaya bangsa
4. Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air dalam era globalisasi
5. Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan kerjasama secara mandiri, berpikir logis dan demokratis
6. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai karya artistic, budaya dan intelektual
7. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Perangkat OSIS

Perangkat OSIS terdiri dari Pembina OSIS, perwakilan kelas, dan pengurus OSIS

1. Pembina OSIS

a. Pembina OSIS terdiri dari :

1) Kepala Sekolah, sebagai Ketua
2) Wakil Kepala Sekolah, sebagai Wakil Ketua
3) Guru, sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang dan bergantian setiap tahun pelajaran

b. Rincian Tugas

1) Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan OSIS di sekolahnya;
2) Memberikan nasihat kepada perwakilan kelas dan pengurus;
3) Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;
4) Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;
5) Menghadiri rapat-rapat OSIS
6) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS

2. Perwakilan Kelas

a. Terdiri atas 2 (dua) orang dari setiap kelas ;

b. Rincian Tugas

1) Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas ;
2) Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS;
3) Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas ;
4) Memilih pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan ;
5) Menilai laporan pertanggung jawaban pengurus OSIS pada akhir tahun jabatannya;
6) Mempertanggung jawabkan segala tugas kepada Kepala Sekolah selaku Ketua Pembina ;
7) Bersama- sama pengurus menyusun Anggaran Rumah Tangga.

3. Pengurus OSIS

a. Syarat Pengurus OSIS

1) Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2) Memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun terhadap orang tua, guru, dan teman
3) Memiliki bakat sebagai pemimpin
4) Tidak terlibat penggunaan Narkoba
5) Memiliki kemauan, kemampuan, dan pengetahuan yang memadai
6) Dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga pelajarannya tidak terganggu karena menjadi pengurus OSIS
7) Pengurus dicalonkan oleh perwakilan kelas
8) Tidak duduk dikelas terakhir, karena akan menghadapi ujian akhir
9) Syarat lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah.

b. Kewajiban Pengurus

1) Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS
2) Selalu menjunjung tinggi nama baik, kehormatan, dan martabat sekolahnya
3) Kepemimpinan pengurus OSIS bersifat kolektif
4) Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada Pembina OSIS dan tembusannya kepada Perwakilan Kelas pada akhir masa jabatannya
5) Selalu berkonsultasi dengan Pembina

c. Struktur dan Rincian Tugas Pengurus

1) Ketua

a) Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana
b) Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan
c) Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh aparat kepengurusan
d) Memimpin rapat
e) Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
f) Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan

2) Wakil Ketua

a) Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan
b) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
c) Menggantikan ketua jika berhalangan
d) Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya
e) Bertanggung jawab kepada ketua
f) Wakil ketua bersama dengan wakil sekretaris mengkoordinasikan seksi-seksi

3) Sekretaris

a) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
b) Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat
c) Menyiarkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan
d) Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan
e) Bersama ketua menandatangani setiap surat
f) Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi
g) Bertindak sebagai notulis dalam rapat, atau diserahkan kepada wakil sekretaris

4) Wakil Sekretaris

a) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris
b) Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan
c) Wakil sekretaris membantu wakil ketua mengkoordinir seksi-seksi

5) Bendahara dan Wakil Bendahara

a) Bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan pengeluaran uang/biaya yang diperlukan
b) Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan pengeluaran uang untu pertanggung jawaban
c) Bertanggung jawab atas inventaris dan perbendaharaan
d) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala

6) Ketua Seksi

a) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggung jawabnya
b) Melaksanakan kegiatan seksi yang diprogramkan
c) Memimpin rapat seksi
d) Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
e) Menyampaikan laporan, pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan seksi kepada Ketua melalui Koordinator

d. Pokok – pokok kegiatan Seksi

1) Seksi ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, antara lain :

a) Melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan agama masing-masing
b) Memperingati hari-hari besar agama
c) Mengadakan kegiatan limba yang bersifat keagamaan
d) Pengabdian sosial masyarakat
e) Pelaksanaan seni bernafaskan agama
f) Kegiatan lainnya

2) Seksi Wawasan Keilmuan, antara lain :

a) Membentuk klub Fisika
b) Membentuk klub Kimia
c) Membentuk klub Biologi
d) Membentuk klub Matematika
e) Membentuk klub Astronomi
f) Membentuk klub Ekonomi
g) Membentuk klub Informatika/Komputer
h) Kegiatan lainnya

3) Seksi Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme, antara lain :

a) Melaksanakan upacara bendera pada setiap hari Senin, serta hari-hari besar Nasional
b) Melaksanakan bakti sosial
c) Kemah kerja siswa
d) Memelihara kelestarian dan keindahan lingkungan sekolah
e) Kegiatan lainnya

4) Seksi Kepribadian Budi Pekerti dan Kehidupan berbangsa, antara lain :

a) Penerapan tata tertib sekolah
b) Penerapan sopan santun
c) Pencegahan dampak Narkoba
d) Melaksanakan tata krama siswa
e) Kegiatan lainnya

5) Seksi Keterampilan dan Kewirausahaan, antara lain :

a) Membentuk koperasi siswa
b) Membentuk UKS
c) Keterampilan menciptakan suatu barang menjadi sempurna
d) Keterampilan di bidang mekanik, pertanian, atau pertukangan
e) Kegiatan lainnya

6) Seksi Organisasi Kepemimpinan dan Demokrasi, antara lain :

a) Melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan
b) Membentuk Palang Merah Remaja
c) Membentuk jurnalistik pelajar
d) Menyelenggarakan forum diskusi
e) Membentuk klub debat
f) Kegiatan lainnya

7) Seksi Apresiasi Seni Budaya dan Daya Kreasi, antara lain :

a) Membentuk sanggar seni
b) Membentuk Vokal grup
c) Menyelenggrakan pentas seni musik, drama, tari
d) Mengadakan kegiatan fotografi
e) Kegiatan lainnya

8) Seksi Olahraga dan Kesehatan, antara lain :

a) Membentuk klub atletik
b) Menyelenggarakan klub voly, basket, sepak bola, bridge
c) Membentuk klub-klub olahraga tradisional
d) Kegiatan lainnya

Pokok – pokok kegiatan seksi tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi daerah dan sekolah masing-masing.

1. Forum Organisasi

1. Rapat – rapat

a. Rapat Pleno perwakilan kelas adalah rapat yang dihadiri seluruh anggota perwakilan kelas. Rapat ini diadakan untuk :

1) Pemilihan pimpinan rapat perwakilan kelas yang terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua, dan seorang sekretaris
2) Pencalonan pengurus
3) Memimpin pelaksanaan pemilihan pengurus OSIS
4) Penilaian laporan pertanggung jawaban pengurus OSIS pada akhir masa jabatan
5) Acara, waktu, dan tempat rapat dikonsultasikan dengan Ketua Pembina

b. Rapat Pengurus

1) Rapat pleno pengurus adalah rapat yang dihadiri seluruh anggota pengurus OSIS, untuk membahas :

a) Penyusunan program kerja tahunan OSIS
b) Penilaian pelaksanaan program kerja pengurus OSIS tengah tahunan dan tahunan
c) Membahas laporan pertanggung jawaban OSIS pada akhir masa jabatan

2) Rapat pengurus harian adalah rapat yang dihadiri oleh ketua, wakil-wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara dan wakilnya, untuk membicarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari

3) Rapat koordinasi terdiri dari :

4) Rapat seksi adalah rapat yang dipimpin oleh ketua seksi

5) Rapat luar biasa dapat diadakan dalam keadaan yang mendesak atas usul pengurus OSIS atau perwakilan kelas, setelah terlebih dahulu dikonsultasikan dan disetujui oleh pembina OSIS

Tata Cara Pemilihan OSIS

Tata cara pemilihan Perwakilan Kelas dan pemilihan Pengurus OSIS adalah sebagai berikut :

a. Pemilihan Perwakilan Kelas

1) Pemilihan perwakilan kelas diselenggarakan pada awal tahun pelajaran baru, hari pertama masuk sekolah, semua siswa yang duduk di kelas yang bersangkutan memilih ketua dan wakil ketua kelas
2) Anggota perwakilan kelas terdiri dari 2 (dua) orang siswa tiap kelas yang dipilih secara langsung oleh anggota kelasnya yang dihadiri oleh wali kelas
3) Anggota perwakilan kelas dapat dirangkap oleh ketua dan wakil ketua kelas
4) Kepala Sekolah selaku Ketua Pembina atau menunjuk wakil kepala sekolah segera mengundang semua anggota perwakilan kelas untuk membentuk dan mengesahkan pengurus kelas

b. Pemilihan atau pembentukan pengurus OSIS

1) Pemilihan/pembentukan pengurus OSIS diselenggarakan selambat-lambatnya 1 (bulan) setelah terbentuknya perwakilan kelas.
2) Penyelenggara Pemilihan atau Pembentukan pengurus OSIS dibentuk oleh Kepala Sekolah, dengan unsure-unsur panitia pemilihan OSIS terdiri dari :

a. Pembina OSIS
b. Pengurus OSIS lama
c. Perwakilan Kelas
d. Siswa

3) Ketua dan wakil ketua OSIS dipilih secara langsung dalam satu paket oleh seluruh siswa dalam waktu 1 (satu) hari dan hasilnya diumumkan secara langsung.
4) Ketua dan wakil ketua terpilih segera melengkapi kepengurusan OSIS selambat-lambatnya 1 (minggu) setelah pemilihan.

3. Pengesahan dan Pelantikan

1. Berdasarkan hasil laporan panitia pemilihan OSIS, Kepala Sekolah sebagai Pembina OSIS mengeluarkan surat keputusan tentang pengangkatan dan pengambilan sumpah pengurus OSIS yang baru terbentuk.

2. Pelantikan pengurus OSIS dilaksanakan pad saat upacara bendera hari Senin, dengan susunan upacara pelantikan yang diatur oleh sekolah.

Anggaran Dasar OSIS

Secara Struktural Anggaran OSIS, Terdiri dari 7 (tujuh) Bab dan Pasal-pasal.

1. Bab I Nama, Waktu, dan Tempat Kedudukan
2. Bab II Asas, Tujuan, dan Sifat
3. Bab III Keanggotaan dan Keuangan
4. Bab IV Hak dan Kewajiban Anggota
5. Bab V Perangkat OSIS
6. Bab VI Masa Jabatan
7. Bab VII Penutup


BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Organisasi ini bernama Organisasi Siswa Intra

Pasal 2

Organisasi ini didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan

Pasal 3

Organisasi ini berkedudukan di Lembang Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene Sulawesi Barat Jl. Letjen Hertasning No. Telp. (0422) 21003

BAB II ASAS, TUJUAN DAN SIFAT

Pasal 4

Organisasi ini berasaskan Pancasila

Pasal 5

Organisasi ini bertujuan mempersiapkan siswa sebagai kader penerus cita-cita perjuangan pembangunan bangsa, guna :

a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan Tuhan Yang Maha Esa dan budi pekerti luhur
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
c. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
d. Memantapkan kepribadian dan mandiri
e. Mempertebal rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

Pasal 6

1) Organisasi inibersifat intra sekolah, dan merupakan satu-satunya organisasi siswa yang sah di sekolah sebagai wadah siswa berorganisasi dan menampung seluruh kegiatan siswa, serta tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain, dan/atau tidak menjadi bagian dari organisasi lain di luar sekolah

2) Organisasi ini hanya berhak mewakili siswa dari sekolah yang bersangkutan
BAB III KEANGGOTAAN DAN KEUANGAN

Pasal 7

1) Anggota organisasi ini secar otomatis adalah siswa yang masih aktif pada sekolah ini
2) Anggota organisasi ini tidak memerlukan kartu anggota
3) Keanggotaan berakhir apabila siswa yang bersangkutan tidak menjadi siswa di sekolah ini, atau meninggal dunia

Pasal 8

1) Keuangan organisasi ini diperoleh dari Anggaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta sumbangan yang tidak mengikat
2) Pengelolaan keuangan organisasi tersebut digunakan sepenuhnya untuk kegiatan OSIS dengan pertanggung jawaban yang jelas

BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 9

1) Setiap anggota mempunyai hak :

a. Mendapatkan perlakuan yang sama sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
b. Memilih dan dipilih sebagai perwakilan kelas atau pengurus;
c. Berbicara secara lisan atau tulisan.

2) Setiap anggota berkewajiban untuk :

a. Memelihara nama baik dan kehormatan sekolah
b. Mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah
c. Menghormati tenaga Kependidikan
d. Memelihara sarana dan prasarana serta keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan di sekolahnya.

BAB V PERANGKAT OSIS

Pasal 10

1) Perangkat OSIS terdiri dari :

a. Pembina OSIS
b. Perwakilan Kelas
c. Pengurus OSIS

2) Pembina terdiri dari :

a. Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah, sebagai Ketua/Wakil Ketua
b. Guru, sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang, diatur secara bergantian setiap tahun ajaran
3) Perwakilan Kelas terdiri dari :

a. Wakil-wakil setiap kelas
b. Setiap kelas diwakili oleh 2 (dua) orang siswa

4) Pengurus OSIS terdiri dari :

a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Seksi Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
h. Seksi Wawasan Keilmuan
i. Seksi Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme
j. Seksi kepribadian Budi Pekerti dan kehidupan berbangsa
k. Seksi Keterampilan dan Kewirausahaan
l. Seksi Organisasi Kepemimpinan dan Demokrasi
m. Seksi Apresiasi Seni Budaya dan Daya Kreasi
n. Seksi Olahraga

BAB VI MASA JABATAN

Pasal 11

Masa jabatan anggota perwakilan kelas dan pengurus selama satu tahun, dimulai dari awal tahun ajaran dan berakhir pada akhir tahun ajaran

BAB VII PENUTUP

Pasal 12

1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur leabih lanjut dalam Anggran Rumah Tangga, atau peraturan yang sah
2) Anggaran Rumah Tangga mengatur lebih rinci hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar
3) Anggaran Rumah Tangga disusun ole masing-masing sekolah, dan disusun berdasarkan Anggaran Dasar
BAB III

PROGRAM KERJA

A. Program Seksi Bidang :

1. Seksi ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kegiantan, antara lain:

a. Melaksanakan ibadah sesuai syariat agamanya.
b. Memperingati hari-hari besar keagamaan
c. Pengabdian social kemasyarakatan dalam bentuk Bakti Sosial.
d. Pelaksanaan lomba-lomba keagamaan
e. Menyelenggarakan lomba-lomba keagamaan

1. Seksi Wawasan Keilmuan memiliki kegiatan, antara lain :

a. Membentuk Kelompok Kegiatan Fisika
b. Membentuk Kelompok Kegiatan Kimia
c. Membentuk Kelompok Kegiatan Biologi
d. Membentuk Kelompok Kegiatan Matematika
e. Membentuk Kelompok Kegiatan Astronomi
f. Membentuk Krgiatan Informatika/Komputer
g. Membentuk Kelompok Kegiatan Ekonomi
h. Membentuk Kelompok Kegiatan Pembaca dan Pemirsa
i. Membentuk Kelompok Kegiatan Sejarah dan Budaya

1. Seksi Wawasan Kebangsaan memiliki kegiatan, antara lain :

a. Membentuk Kegiatan Pramuka
b. Membentuk Kegiatan Paskibra
c. Melaksanakan Kegiatan Pertukaran Pelajar
d. Melaksanakan Kegiatan Bakti Sosial
e. Melaksanakan Kegiatan kelompok Kerja Siswa
f. Membentuk Kelompok Pecinta Alam

1. Seksi Kepribadian dan Budi Pekerti memiliki kegiatan, antara lain :

a. Mengadakan Penyuluhan /seminar Penyalahgunaan Narkoba
b. Mengadakan Penyuluhan /seminar bahaya HIV/AIDS
c. Mengadakan Penyuluhan /seminar Hukum dan HAM
d. Mengadakan Penyuluhan /seminar Penyuluhan bahaya penyakit kelamin
e. Penerapan Tata Tertib Sekolah
f. Penerapan Sopan Santun
g. Saling Menghormati sesama warga sekolah

1. Seksi Keterampilan & Kewirausahaan memiliki kegiatan, antara lain :

a. Membentuk Kegiatan Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
b. Membentuk Koperasi Siswa
c. Mengadakan Pelatihan Keterampilan Penerapan suatu barang setengah jadi menjadi barang jadi
d. Menyelenggarakan Pelatihan Keterampilan di bidang mekanik, pertanian, pertukangan
e. Menyelenggarakan Pelatihan Keterampilan di bidang tata boga dan tata busana

1. Seksi Kepemimpinan dan Demokrasi memiliki kegiatan, antara lain :

a. Membentuk kegiatan Klub debat
b. Membentuk kegiatan Forum Diskusi
c. Membentuk kegiatan Palang Merah Remaja
d. Membentuk kegiatan Jurnalis pelajar
e. Membentuk kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
f. Melaksanakan kegiatan bersama antar OSIS atau lembaga terkait lain

1. Seksi Apresiasi Seni, Budaya & Daya Kreasi memiliki kegiatan, antara lain :

a. Membentuk Kegiatan sanggar Seni-budaya
b. Membentuk Kegiatan Kelompok Seni Musik
c. Membentuk Kegiatan Kelompok Majalah Dinding
d. Membentuk Kegiatan Kelompok Fotografi
e. Membentuk Kegiatan Kelompok Bidang Sastra

1. Seksi Olah Raga dan kesehatan memiliki kegiatan, antara lain :

a. Membentuk Kegiatan Atletik
b. Membentuk Kegiatan Bola Volly
c. Membentuk Kegiatan Klub Basket
d. Membentuk Kegiatan Klub Sepak Bola
e. Membentuk Kegiatan Klub Bridge
f. Membentuk Kegatan Karate
g. Membentuk Kegiatan Tenis Meja
h. Dan lain-lain

Strategi Pelaksanaan :

Keberhasilan OSIS sangat ditentukan oleh strategi pelaksanaan dan pembinaan dari elemen pendukungnya.

Strategi Plaksanaan OSIS dimulai di tingkat sekolah – kabupaten/kota – provinsi, dan nasional harus berkesinambungan dan konsisten serta tidak ada tumpang- tindih program kegiatan di tingkat dekolah – kabupaten/kota – provinsi dan nasional.

Di Tingkat Sekolah :

Pada tingkat sekolah ada tiga komponen yang mendukung keberhasilan OSIS, yakni Kepala Sekolah, Guru Pembina dan Komite Sekolah.

Peran kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan di sekolah akan berpengaruh pada keberhasilan OSIS.

Peran Kepala Sekolah dapat berupa:

• Penyediaan ruang OSIS dan fasilitasnya
• Kebijakan sekolah yang mendukung keberhasilan OSIS
• Memberi kemudahan pada berbagai kegiatan OSIS
• Penyertaan pengurus OSIS dalam kegiatan rapat kerja sekolah

Peran Komite Sekolah antara lain:

• Memberikan fasilitas baik berupa dana maupun dukungan materi lainnya yang dibutuhkan OSIS
• Membantu terciptanya hubungan yang hamonis dangan orang tua siswa, ataupun pihak sponsor dalam penggalangan dana untuk kegiatan OSIS

Peran Guru Pembina, antara lain:

• Membimbing pengurus OSIS dalam berbagai kegiatan OSIS
• Membantu tantangan/hambatan yang dihadapi pengurus OSIS

Di Tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi

Di tingkat Kabupaten/kota keberhasilan OSIS juga ditunjang oleh Peran aktif dari Kepala Dinas Penfifikan tingkat Kota/Kabupaten/Propinsi.

Peran dan Kegiatan Pembinaan terhadap OSIS dan Guru Pembina dapat berupa:

• Pelatihan Pengurus OSIS dalam kegiatan Keorganisasian
• Kegiatan bersama antar OSIS seperti: Karya Wisata, Gerak Jalan Napak Tilas Sejarah, dll
• Pembentukan Badan Koordinasi OSIS Tingkat Kabupaten/Kota
• Pelatihan keterampilan keahlian atau Kewirausahaan: seperti Perbengkelan, Pertanian/pertanaman/Tata boga dan Tata busana, dll

Di Tingkat Nasional

Pada tingkat Nasional keberhasilan OSIS sangat ditentukan berbagai kebijakan yang dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional dalam hal ini Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Perannya antara lain:

• Pelatihan /TOT/Workshop/Pengurus OSIS dan Pembina OSIS seluruh Indonesia dalam hal keorganisasian OSIS
• Pertukaran Pengurus OSIS antar Propinsi
• Pertukaran Pengurus OSIS di tingkat Regional (ASEAN) dan Internasional
• Pagelaran Seni Budaya Nusantara
• Kerjasama dengan departemen terkait
• Kerjasama dengan komnas HAM dalam kaitannya dengan Disiminasi Pelaksanaan HAM di Indonesia

Indikator Keberhasilan

Keberhasilan kegiatan OSIS di sekolah dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain aebagai berikut:

1. Terdapat ruang yang di dalamnya terdapat struktur organisasi dan kepengurusan OSIS, program kerja, sarana dan prasarana yang memadai serta berbagai macam piagam penghargaan yang diperoleh sebagai hasil prestasi yang dicapai
2. Keterlibatan pengurus OSIS, anggota OSIS/siswa dalam berbagai kegiatan sekolah dengan masyarakat, seperti memperingati hari-hari besar nasional, macam-macam kegiatan lomba, kegiatan social, seni budaya, dan sebagainya.
3. Diselenggarakannya pelatihan kepemimpinan bagi para pengurus, perwakilan kelas, dan anggota, baik di lingkungan sekolah maupun kabupaten/propinsi.
4. Terselenggaranya berbagai kerjasama antar sekolah dalam berbagai macam kegiatan olahraga, seni, pramuka, dan sebagainya.
5. Terbentuknya kelompok-kelompok belajar, forum membaca di tingkat sekolah maupun antar sekolah
6. Terbinanya dangan baik pelatihan upacara bendera di sekolah
7. Diselenggarakannya latihan lomba baris-berbaris pada hari-hari tertentu secara terencana dan terus-menerus
8. Dilaksanakannya 4 (empat) jalur pembinaan kesiswaan secara terencana dan berkelanjutan, serta terselenggaranya 8 (delapan) seksi kegiatan
9. Terbinanya hubungan yang penuh kekeluargaan antar sisama siswa, antar pejabat, hubungan dengan guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat
10. Terwujudnya sekolah sebagi Wawasan Wiyatamandala

BAB V
HAMBATAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN

A. Hambatan ini dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti:

1. Kehadiran OSIS sebagai organisasi di sekolah

Kedudukan organisasi ini harus murni dari siswa untuk siswa. Sebagai bagian dari kehidupan sekolah yang intinya adalah proses belajar mengajar. Berhasil tidaknya organisasi tersebut dapat diukur dengan seberapa jauh OSIS ini dapat menunjang proses bekajar mengajar dalam pencapaian tujuan pendidikan.

2. Pengolahan OSIS

Pengelolaan ini menyangkut segi kualitas pengelola/siswa seperti:

a. Kepemimpinan, seperti kemampuan dan kewibawaan menggerakkan segala sumber daya secara optimal
b. Manajemen, seperti kemampuan menyusun, mengatur, melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan dengan program kesiswaan
c. Pengetahuan dan pengalaman dalam organisasi
d. Kemampuan memahami makna OSIS sebagai organisasi yang memiliki tujuan sebagai kehidupan kelompok memiliki sejumlah program terkoordinasi serta berkelanjutan dalam waktu tertentu
e. Hubungan kerjasama, baik antara sesame siswa maupun siswa dengan pembinanya

3. Peran OSIS dalam upaya pemantapan Wawasan wiyatamandala. Siswa dan proses belajar mengajar merupakan nafas dari kehidupan sekolah. Kelemahan dalam segi ini merupakan kegagalan dari fungsi sekolah yang bersangkutan. Dan OSIS sebagai organisasi siswa di sekolah harus dapat berfungsi sebagai benteng pertahanan kehidupan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala. Untuk itu OSIS harus memiliki kekuatan, daya tangkal terhadap pengaruh negative terhadapl kehidupan sekolah, dan memiliki kemampuan melaksanakan program kegiatan 4 (empat) jalur dan 8 (delapan) materi pembinaan kesiswaan agar dapat menunjang pencapaian tujuan pendidikan, yaitu terbentuknya menusia

4. Pendanaan

Dana Osis yang bersumber dari iuran komite dirasa kurang dapat menunjang pelaksanaan program Osis. Untuk itu perlu dicari pemecahan bersama antar instansi terkait,agar dapat dilaksanakan suatu mekanisme pendanaan yang lebih rasional. Dalam hal ini peerintah daerah,pengendali pelaksanaan kegiatan didaerah sangat berperan.

5. Pembinaan

Perlu ada pembinaan secara terus-menerus, berjenjang dan dilengkapi dengan perangkat informasi (buku-buku, juklak, juknis dan lain-lain) agar ada persepsi yang sama anatar para Pembina dan siswa yang dibina. Setiap laporan Osis harus dievaluasi unutuk pembinaan selanjutnya.

B. Langkah-langkah Penanggulangan

Agar \osis dapat berfungsi dan berperan sebagaimana tersebut diatas, paling tidak ada 5 macam aspek pemecahan.

1. Osis harus dibentuk sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam arti mampu mewujudkan arti maupun perannya sebagai sebuah organisasi.

2. Aparat Osis dipilih berdasarkan segi tertentu, seperti:

a. Kepemimpinannya
b. Kemampuan manajemen dan pengalaman dalam organisasi
c. Loyalitasnya
d. Keteladannya dan kewibawaannya
e. Keluasan dalam wawasannnya
f. Kemampuan berkomunikasi
g. Kesadaran terhadap tugas dan tanggung jawab.

3. Agar OSIS dapat berperan dalam mendukung pencapaian tujuan kurikuler, maka perlu dilatih dan dibina dalam pelaksanaan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang menyangkut 8 (delapan) materi pembinaan kesiswaan, termasuk dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan pembinaan yang berkaitan dengan penyusunan program kegiatan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangannyaa.

4. Untuk memecahkan masalah pendanaan OSIS, program OSIS dapat dilampiri dengan saran-saran pemecahan tentang pendanaan. Saran tersebut dalam kesempatan tertentu dapat dibicarakan bersama. Tidak mungkin dapat dipecahkan sepihak oleh para pengurus OSIS. Oleh karena itu para Pembina juga komite sekolah, melalui Kepala Sekolah perlu diberikan pengertian sehingga timbul kesadaran bahwa dana untuk OSIS adalah menjadi tanggung jawab bersama.

5. Pembinaan dapat dilakukan melalui :

a. Personilnya ; dengan pelatihan-pelatihan, diskusi, rapat-rapat, dan lainnya
b. Informasi tertulis ; peraturan, juklak, juknis, surat edaran, dan lain-lain
c. Kegiatan terpadu yang diadakan oleh dan dengan intern sekolah, antar sekolah, dan antar sekolah dengan masyarakat.
d. Kegiatan ini dapat dikoordinasikan oleh sekolah yang bersangkutan, aparat pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat.

6. Para Pembina hendaknya dapat menghindarkan diri dari perbuatan atau campur tangan dengan memberikan kesan menguasai, mengatur, memaksakan, dan perilaku lain yang sejenis, sehingga OSIS merasa diberikan kebebasan untuk mengeluarkan dan mengembangkan gagasan, ide sesuai dengan tingkat kemampuan dan kematangan mereka.

PENUTUP

Dari keseluruhan uraian tersebut dapat disimpulkan sebagaiberikut :

1. Proses lahirnya OSIS pada tahun 1970 sampai dengan 1972 sangat dipengaruhi oleh sistem politik masa itu,dimana pemerintah mulai mengusahakan adanya suatu pola pembinaan dan pengembangan generasi muda. Usaha ini melahirkan Kep. Mendikbud Nomor : 0323/U/1978 tentang Pola Dasar dan Pengembangan Generasi Muda.

2. Berdasarkan Kep. Mendikbud Nomor : 0323/U/1978 tersebut secara formal OSIS dinyatakan sebagai salah satu jalur pembinaan generasi muda.

3. OSIS merupakan salah satu wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk OSIS. OSIS tidak mempunyai hubungan organisasi dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.

4. OSIS sebagai suatu organisasi intra sekolah merupakan bagian internal dari kehidupan sekolah, sehingga keberadaan OSIS diharapkan mampu mendukung terwujudnya sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala.

5. Dalam menumbuh kembangkan OSIS, adalah menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, orang tua, masyarakat dan pemerintah.

6. Dalam proses tumbuh dan berkembang, OSIS sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan memegang peranan yang sangat menentukan dalam menunjang terwujudnya fungsi pendidikan.

Sabtu, 12 Februari 2011

RPP KELAS XI IPS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : XI. IPS / 1
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa
Negara-negara tradisional.
Kompetensi Dasar : Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha terhadap masyarakat di
berbagai daerah di Indonesia.
Indikator :
1. Menjelaskan proses perkembangan agama dan budaya Hindu-Buddha di Indonesia.
2. Menjelaskan teori masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.

I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan siswa mampu :
1. Mendeskripsikan dan menganalisis proses perkembangan agama dan budaya Hindu-Buddha di Indonesia.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis teori masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.

II. Materi Ajar :
 Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia..

III. Metode Pembelajaran :
 Kombinasi Metode Pembelajaran.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan Uawal :
A. Aperse psi :
 Guru memperkenalkan mata pelajaran sejarah kepada siswa dan memberikan pengarahan tentang pelajaran sejarah yang akan dipelajarinya. Guru juga menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok perlajaran yang akan diajarkannya.



B. Motivasi :
 Memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang hakikat dan ruang lingkup ilmu sejarah dan lebih aktif untuk mencari sendiri serta dapat membandingkan materi tersebut antara buku yang satu dengan buku yang lainnya.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
2. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat-pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
3. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Repleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya





B. Penilaian :
1. Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis
2. Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas.
C. Penugasan :
Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.

V. Alat / Sumber belajar :
 Alat : -
 Sumber : Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas XI Program IPS,
I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R.
Soekmono, Penerbit Kanisius.
Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk.
Depdikbud.

VI. Penilaian : Butir soal.
3. Jelaskan proses masuk dan berkembangnya budaya dan agama Hindu-Buddha di Indonesia ?
4. Sebutkan beberapa teori tentang masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
5. Mengapa hanya golongan Brahmana yang dianggap pantas menyebarkan agama Hindu ke Indonesia ?

Mengetahui, Majene, 28 Agustus 2006
Kepala SMA Neg. 3 Majene Guru Mata Pelajaran,



DRS. SYAMSUL MS, HERLI, S.Pd.
NIP. 131414320 NIP. 580028912

Kamis, 27 Januari 2011

MANDAR SEJARAH


2.Peristiwa Wasterling di Mandar

a.    Kedatangan tentara sekutu

  S
etelah kekalahan Balatentara Jepang maka kekuatan asing berikutnya yang harus dihadapi oleh Republik Indonesia  Adalah Pasukan-pasukan Sekutu ,yang ditugaskan untuk menduduki wilayah Indonesia  dan melucuti tentara Jepang  ,dan yang melaksanakan tugas ini adalah komando Asia Tenggara  (Sauth East Asia Command) dibawah pimpinan Laksamana Lord Lous Mount-batten
   Pimpinan Asia Tenggara ini lalu membentuk suatu komando khusus  yang diberi nama Allfied Forces Nedherlands East Indies yang disingkat (AFNEI)  dibawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison
   Pasukan-pasukan Sekutu dan Pasukan–pasukan AFNEI mulai mendarat di Jakarta  pada tanggal 29 September 1945 dimana pasukan yang tergabung dalam AFNEI hanya bertugas di Jawa dan Sumatera  sedangkan pendudukan daerah lainnya diserahkan kepada angkatan perang Australia .
     Pada tanggal 25 Oktober 1945 tentara sekutu  Brigade 49 Devisi India ke 23  dibawah komando Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby mendarat di Surabaya ,pemerintah dan rakyat Indonesia khususnya yang ada  di Surabaya dan sekitarnya yang semula menyambut baik kedatangan tentara sekutu ,namun sebaliknya pihak sekutu yang dibelakangnya membonceng tentara NICA malah memperlihatkan tanda-tanda untuk kembali menguasai Indonesia ,dengan menyerang beberapa tempat ,sehingga terjadilah  beberapa kali  kontak senjata yang kemudian terjadi pertempuran besar-besaran  yang tidak  seimbang  yang dimulai pada tanggal 10 Novomber sampai dengan awal bulan Desember 1945 yang mengakibatkan gugurnya beribu-ribu pejuang di Surabaya yang disebut Arek-Arek Surabaya dibawah pimpinan Bung Tomo yang memberikan semangat  yang menggeledak  Allahu Abar dan  Maju terus pantang Mundur , dan untuk memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya maka tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Nasional  yang diperingati setiap tahunnya oleh  seluruh Bangsa Indonesia
         Dari semua pasukan sekutu   yang awal kedatangannya  disambut dengan sikap terbuka  oleh pihak pemerintah Republik  Indonesia ,akan tetapi setelah diketahui  bahwa pasukan sekutu datang dengan   membawa orang-orang NICA (Nederland Indies Civil Admnistration)  yang hendak menegakkan kembali kekuasaan Kolonial Hindia Belanda di Indonesia  maka sikap pemerintah dan rakyat Indonesia mulai curiga dan kemudian bermusuhan  yang selanjutnya terjadi beberapa insiden di mana-mana oleh para pejuang kemerdekaan  ,  Situasi dengan cepat menjadi buruk setelah NICA  mempersenjatai kembali bekas tentara KNIL (Kongklijks Nederland Indische Legers ) yang baru dilepaskan dari tahanan Balatentara  Jepang  .
       Adapun tentara Australia sebagai salah satu bagian dari tentara sekutu  yang ditugaskan untuk menduduki daerah dalam wilayah Indonesia bagian timur  dan sebagian besar  mendarat di Makassar ,yang kedatangannya pada mulanya tidak ikut campur tangan atas  perjuangan rakyat Indonesia  akan tetapi karena hasutan dari NICA (Tentara Belanda) yang ikut membonceng dibelakangnya dan kemudian Belanda mendirikan Pemerintahan Sipil di Makassar ,lalu merebut tempat-tempat strategis  untuk selanjutnya  melakukan penyerangan terhadap lasykar-lasykar yang ada di Sulawesi bagian Selatan lalu pada   ahirnya menyerbu  markas pemuda yang terletak di Jongaya , yang akibatnya karena selalu mendapat serangan ,maka  kemudian para pemuda mengalihkan perjuangannya keluar kota lalu pusat pemerintahan dipindahkan ke Watampone (Bone)  dan kegiatan PPNI (Pusat Pemuda Nasional Indonesia) kemudian dipindahkan ke Polongbangkeng . Dari tempat ini diselenggarakan koordinasi dengan perjuangan yang telah ada di Limbung dan Bontonompo  organisasi perjuangan ini ahirnya diperluas kekota-kota lain  sehingga pada tanggal 26 Desember 1945 terjadi suatu gerakan yang dilancarkan  untuk menduduki kota Makassar akan tetapi gerakan pertama ini mengalami gegagalan , dan nanti pada penyerangan berikutnya baru berhasil menduduki  Stasion radio Makassar, Tangsi Polisi di Jalan Gowa serta hotel Exspres di depan lapangan Karebosi .
            Selanjutnya pada tanggal 17 Juli 1946 organisasi ini bergabung menjadi satu  dalam sebuah wadah  yaitu Lasykar Pemborontak Indonesia Sulawesi yang disingkat LAPRIS , yang merupakan gabungan dari 16 organisasi perjuangan di Sulawesi termasuk didalamnya Kalasykaran Kris Muda Mandar  dan sebagai Panglima LAPRIS  diangkat Ranggong Daeng Romo ,Kepala Stafnya Makkaraeng Daeng Djarung  serta sekertaris Jenderalnya  adalah Rober Wolter Monginsidi  ,senjata yang melengkapi organasasi ini diperoleh dari hasil perampasan tentara Jepang ,setelah Jepang kalah dari sekutu dan organisasi ini  berkedudukan di Bontonompo Takalar.
          Para pejuang di Sulawesi  telah bergerak  dalam pemerintahan semenjak tahun 1945 dengan Gubernur pertama  untuk Sulawesi diangkat Dr. Ratulangi  yang berkedudukan di Makassar  , pemerintahan yang dipimpin oleh gubernur Sulawesi  pertama dengan sangat cepat mengambil langkah dan membentuk sebuah organisasi kecil untuk menampung aspirasi pemuda  ,maka demi terarahnya organisasi ini yang semakin hari semakin banyak anggotanya lalu dibentuk PPNI ( Pusat Pemuda Nasional Indonesia)  yang diantaranya dipimpin oleh Manai Sophian
     Pada sekitar Bulan Desember 1946 Belanda mengirim pasukan  ke Sulawesi Selatan dibawah pimpinan Kapten Raimond Wasterling yang kemudian bernama pasukan Wasterling dimana Raimond sendiri telah kembali ke Jakarta setelah mengadakan pembantaian para pejuang ,namun pasukan ini yang ditinggalkan oleh Raimond sudah terlanjur disebut pasukan Wasterling yang kemudian dikenal dengan julukan Sijago Bantai   , yang sejak kedatangannya pada tanggal 7 Desember 1946 hingga 25 Desember 1946 , secara membabi buta telah membunuh beribu-ribu rakyat , aksi tersebut dimaksudkan untuk membersihkan daerah Sulawesi Selatan dari pejuang-pejuang Republik dan mematikan perlawanan terhadap pembentukan NIT (Negara Indonesia Timur) , gerakan ini dilakukan pada bulan Desember 1946 setelah terjadi pertempuran dengan pasukan Harimau Indonesia dibawah pimpinan Rober Wolter Monginsidi  yang terjadi di Barombong pada tanggal 3 November 1946 .    
          Pada tahun 1947 Pasukan Wasterling kembali melakukan aksinya untuk pembersihan para pejuang Republik di Sulawesi Selatan , tindakan dari pasukan  Wasterling ini adalah untuk mencegah para pejuang kemerdekaan  untuk mempersatukan  semua kekuatan bersenjata  yaitu TRI (Tentara Rakyat Indonesia) dengan  Lasykar-lasykar  atau badan-badan pejuang lainnya sesuai dengan penetapan pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 Mey 1947 tentang peleburan organisasi bersenjata menjadi Tentara Nasional Indonesia yang disingkat TNI , yang sebelumnya diadakan penetapan dan untuk melaksanakan  penetapan tersebut dibentuk panitia yang diketuai oleh Presiden  dibantu oleh wakil Presiden ,menteri pertahanan dan panglima besar Jenderal Sudirman selaku wakil-wakil  ketua  serta beberapa anggota yang terdiri dari pucuk pimpinan TRI ,para pemimpin Lasykar dan TRI Pelajar  akan tetapi pekerjaan panitia ini tidak lancer karena adanya tantangan dari partai politik dan gangguang keamanan termasuk dengan pembersihan para pejuang yang berlangsung di Sulawesi Selatan ,namun pada ahirnya  penetapan Presiden berlanjut yaitu dengan meresmikan Tentara Nasional Indonesia pada tanggal 3 Juni 1947 yang menetapkan sebuah pucuk pimpinan yang merupakan pimpinan kolektif  terdiri dari seorang kepala dan dibantu oleh beberapa orang anggota  dan sebagai kepala pucuk pimpinan TNI ditunjuk Panglima besar Angkatan  Perang Republik Indonesia  Jenderal Sudirman  yang pelantikannya   dilaksanakan pada tanggal 28 Juny 1947 oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno yang berlangsung di Jokyakarta .
            Dengan adanya penetapan dan pelantikan Tentara Nasional Indonesia serta adanya penolakan dari pemerintah Republik Indonesia tentang permintaan Pemerintah Belanda  untuk tetap bekerja sama dalam semua bidang termasuk didalamnya menyangkut masalah keamanan ,   maka pemerintah Belanda lebih meningkatkan kegiatannya untuk membersihkan para pejuang di daerah termasuk di Sulawesi bagian Selatan dengan sebuah Agresi militer yaitu melancarkan serangan serentak terhadap daerah-daerah yaitu pada tanggal 21 bulan  Juli tahun 1947 , dan serangan militer ini dikenal sebagai Agresi Militer Pertama Belanda  .
         Adapun pembersihan yang berlangsung di Sulawesi yang dipimpin oleh Raimon Wasterling  yang kemudian dikenal dengan nama Korban 40.000 jiwa di Sulawesi Selatan termasuk didalamnya yang dilakukan oleh pasukan Wasterling Belanda di dua tempat dalam wilayah Mandar yaitu yang pertama di Galung Lombok wilayah kerajaan Balanipa yang sekarang telah menjadi sebuah Desa dalam wilayah Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar  dan yang kedua di Budong-Budong wilayah kerajaan Mamuju . yang sekarang ini telah menjadi sebuah Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat
       Raimond Wasterling adalah seorang Tentara KNIL  yang berdarah Indo-Belanda berkebangsaan Indonesia yang ibunya berasal dari  Ambon Maluku yang sangat kejam yang setelah melakukan pembantaian di Sulawesi Selatan pada tahun 1946 , lalu kemudian kembali memimpin  gerombolan yang menamakan dirinya Angkatan Perang Ratu Adil yang disingkat APRA pada pagi hari tanggal 23 Januari 1950 di Bandung ,namun TNI berhasil  menghancurkan gerombolan APRA dan Raimond Wasterling  bersama beberapa orang anak buahnya melarikan diri .
           Raimond Wasterling yang sudah merupakan momok bagi bangsa Indonesia yang telah dengan sangat tidak berprikemanusian untuk membunuh bangsanya sendiri yang bagi seluruh rakyat Indonesia tidak akan memberi ampun lagi bagimya sehingga  Raimond Wasterling yang berpikiran  sudah kepalang tanggung dalam memusuhi bangsanya sendiri ,maka Raimond Wasterling terjunmenceburkan diri untuk mandi karena  sudah terlanjur basah, setelah gagal dalam aksinya sebagai Pemimpin Gerombolan yang menamakan dirinya Angkatan Perang Ratu Adil  yang disingkat APRA , lalu  melarikan diri meninggalkan Bandung Jawa Barat ,  kemudian kembali melanjutkan petualangannya di Jakarta , yang setibanya di Jakarta Raimond Wasterling kembali merencanakan suatu gerakan untuk menangkap semua menteri dalam kabinet  dengan sasaran pembunuhan yang ditujukan kepada Menteri pertahanan Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX dan sekertaris Jenderal kementerian pertahanan Mr A.Budiarjo  serta pejabat Kepala Stap Angkatan Perang  Kolonel TB Simatupang , ,namun gerakan ini dapat digagalkan oleh Tentara Nasional Indonesia   dan Raimond Wasterling sempat melarikan diri keluar Negeri dengan menumpang pesawat Catelina milik Angkatan Laut Belanda dan dengan kepergian Raimond Wasterling  melarikan diri itu namanyapun bagi bangsa Indonesia hilang seakan ditelan Bumi ,karena Raimond Wssterling telah menetap di Negeri Belanda dan menjadi warga Negara disana.

  MAJENE DALAM BINGKAI MANDAR PRA ISLAM A.       Tinjauan Umum Mandar Mengenal Mandar   dalam perkembangan bingkai peta suku bangs...