Sabtu, 04 Juni 2011

KENANGLAH JASAKU WAHAI GENERASI MANDAR

b. Kenanglah daku
Apalah arti sebuah nama ,jika nama itu sendiri akan terlupakan dan apa pula arti bagi kita selaku orang Balanipa khususnya dan orang Mandar pada umumnya yang hidup dan berkembang dalam kebudayaan dan pembangunan sejarah Nasional yang tentunya sangatlah tidak wajar jika kita tidak mengetahui secara pasti dan mendasar tentang sejarah daerah dan sejarah perjalanan para pahlawan yang berjuang membela dan mempertahankan serta rela berkorban demi membela harkat dan martabat daerah dimana mereka dilahirkan .
Dan dengan demikian maka selaku orang Mandar haruslah mampu menjadikan semangat dan jiwa kepatriotan didalam membela Negara , bangsa dan tanah air yang telah diwariskan oleh para leluhur pendahulu sebagai cerminan dalam upaya melakukan introspeksi diri , apakah kita yang hidup di era sekarang ini juga mampu mempersembahkan sesuatu yang berharga kepada bangsa, negara dan tanah air , juga kepada kemanusiaan sebagai mana yang telah dicontohkan oleh para pejuang yang berasal dari Mandar , yang dngan rela tulus dan ikhlas mengorbankan segala ksenangan pribadinya , walaupun ssungguhnya pengorbanan mreka tidak pernah tercatat atau tertulis dalam lembaran catatan atau dokumen negara ,mereka hanya dikenal oleh sahabatnya , oleh teman seperjuangan atau oleh keluarganya sendiri atau hanya sebagian orang yang berada disekelilingnya , dan kepada mereka yang tahu persis serta mengenal mereka akan tetapi tak mampu untuk sehingga para pejuang tersebut tidak pernah mendapatkan pengakuan , apalagi yang namanya “Sertipikat” atau semacamnya selaku pejuang dan pahlawan revolusi serta pahlawan Nasional , padahal pengorbanan mereka kemungkinan jauh lebih besar ketimbang dari pahlawan lainnya yang diantaranya telah mendapat gelar penghormatan sebagai pahlawan Nasional atau pejuang revolusi atau apa saja namanya , padahal para pahlawan yang tersebut diatas yang tidak mendapatkan apa-apa , atau hanya tinggal nama ataukah telah gugur secara sia-sia , trlupakan dan tidak punya hak menyandang predikat selaku pahlawan yang gugur sebagai kesuma bangsa , tidur berkepanjangan sebagai tidur yang indah dialam sana berkat jasa yang pernah dilakukannya tampa menikmati keindahan dari sanjungan yang ditatanya lewat pengorbanan darah dan air mata .
Pahlawan-pahlawan tersebut yang masih sangat segar dan hangat dalam ingatan kita atau masih sangat jelas nampak terbayang di mata rakyat akan sepak terjang mereka dalam membela Negara, bangsa dan tanah air yang diantaranya terdapat beberapa nama yang sempat terekam yang kemudian diabadikan oleh para keluarganya yang diantaranya adalah sebagai berikut yaitu :
1. Tomakaka Loppong pada zaman tomakaka dan berganti menjadi Mara’dia Loppong pada zaman Amara’diangan di Balanipa yang juga bergelar Ikadzake Lette yang daerah kekuasaannya pada ahirnya bernama Pappuangan Renggeang ,yang pada zaman pemerintahan Todilaling berhasil membunuh seorang pemberani yang datang di Mandar bergelar Passitobo dari Cikoang Takalar sehingga Ikadzake Lette’ dianugrahi gelar sebagai Tomappatumballe’ Lita’ di Mandar ( orang yang mempertahankan tanah tumpah dara di Mandar )
2. Hampir semua raja-raja di Balanipa sejak dahulu sebelum pasca proklamasi menentang kedatangan Pemerintah Belanda yang pimpinan dan perlawanannya selalu dimulai dari kerajaan Balanipa seperti yang dilakukan oleh Todziboseang Arayang Balanipa yang ke VI yang menjadi pimpinan pertempuran diseputaran laut Ajatapparang melawan pasukan Bone yang dibantu oleh pasukan Belanda ,untuk selanjutnya memimpin pertempuran di Kaeli yang mengikabatkan beliau gugur disana lalu dipulangkan ke Balanipa dengan kendaran sampan tampa layar dan dikayu oleh dayung , sehingga beliau bergelar Todziboseang
3. Pasukan Gabungan Ba’bana Binanga dibawah pimpinan Arayang Balanipa k X Idaeng Mallari yang membantu kerajaan Gowa dalam pertempuran melawan pasukan Belanda yang dibantu oleh kerajaan Bone yang mengakibatkan gugurnya Idaeng Mallari bersama sebagian besar pasukannya sehingga beliau kemudian bergelar Todzipesso di Galeso (orang yang gugur diserbu musuh di Galesong)
4. Puatta Ilambo bergelar Tomatindo Dilanggana Arayang Balanipa ke XI , XIII dan ke XVII yang berjuang mempertahankan harkat dan martabat serta membela tanah air , kemudian dengan jiwa besar ,tulus serta ikhlas turun dari tahta kerajaan demi memberikan kesempatan kepada yang sangat berjasa dalam mengusir musuh yang akan menodai nama besar Mandar
5. Pasukan Gabungan Ba’bana Binanga dibawah pimpinan Imaga Daeng Rioso yang dibantu oleh Mara’dia Banggae berhasil mengalahkan dan mengusir pasukan kerajaan Bone yang berjumlah kurang lebih 20.000 pasukan dan dibantu oleh pasukan Belanda yang ahirnya melahirkan sebuah perjanjian untuk tidak lagi saling bermusuhan yang disebut dengan Perjanjian Lanrisang
6. Ijuara Mara’dia Banggae dan Ilatta Mara’dia Pamboang yang pada sekitar tahun 1892 ditangkap Belanda lalu diasingkan ke Ujung pandang (Makassar) dan dilepaskan pada tahun 1905 ,kedua pahlawan ini hanya mendapat jasa dengan sebutan Topole di Ujung pandang ( orang yang datang dari Ujung Pandang )
7. Kaco Puang Ammana Pattolawali adik kandung dari Icalo Ammana Wewang Mara’dia Matoa Balanipa yang dalam insiden kontak senjata yang terjadi diberbagai tempat dalam kawasan Mandar yang mengakibatkan gugurnya para pahlawan pejuang kemerdekaan termasuk Kaco Puang Ammana Pattolawali
8. Ibaso Boroa alias Tokape yang menentang Belanda sebagai yang dipertuan di Mandar yang juga ahirya ditangkap dan dibuang ke Pacitan Jawa Timur dan wafat disana dengan meninggalkan tiga orang putra di Mandar yaitu: Pammase bergelar Pallabuang ,Tammanganro bergelar Passalunna dan Simanangngi bergelar Pakkarama yang juga ketiganya populer dengan gelar Jakka Talluna Balanipa (Satria tiga perkasa dari Balanipa) dan dalam pengasingannya Tokape yang di Pacitan digelar Kapei juga meninggalkan seorang istri, seorang putra dan seorang putri yaitu Andi Ali Muhammad dan Andi Suriyatun serta seorang cucu dan beberapa cicit .
9. Kegagahan Icalo Ammana Wewang yang memporak-porandakan Pasukan Belanda ,yang ahirnya beliau tertangkap oleh taktik tipu muslihat Belanda dan beliau dibuang ke Pulau Belitung pada tahu 1906 lalu kembali ke Mandar pada tahu 1943 dan kembali memporak porandakan pasukan Belanda hingga beliau gugur dan dimakamkan di Limboro
10. Ilalo Makasau yang juga bergelar Puang Tobarani yang sangat disegani kawan dan ditakuti oleh lawan , yang dengan taruhan nyawa masuk sorang diri kedalam sarang musuh demi menyelamatkan putri raja yang kemudian berhasil membawanya pulang dengan selamat
11. Peristiwa tidak tumbangnya bendera merah putih yang berkibar didepan Istana Kerajaan Balanipa oleh Pasukan Wasterling Belanda berkat kegagahan sang Mastero kesatria sejati Ibu Agung H.A.Depu yang memilih mati bersama pejuang lainnya ketika itu jika sang merah putih harus turun dari tiangnya
12. Mara’dia Kamande yang juga gugur dalam sebuah pertempuran bersama anak buahnya hanya demi mempertahankan harkat dan martabat untuk tidak mau diperbudak oleh bangsa lain
13. Para pejuang kemerdekaan yang terdiri dari berbagai wilayah di Mandar seperti Balanipa Banggae ,Pamboang dan Sendana bersama rakyat dari Tinambung dan sekitarnya yang tak berdosa dibantai secara bersamaan dalam sebuah peristiwa yang disebut

2 komentar:

  1. Wajib untuk seluruh generasi muda Mandar untuk mengenangnya

    BalasHapus
  2. Mantap, saya sangat bangga 😁 dengan saudara... Harusnya memang sebagai orang mandar menggali sejarahnya yang penuh dengan perjuangan para ksatria tangguh.

    BalasHapus

  MAJENE DALAM BINGKAI MANDAR PRA ISLAM A.       Tinjauan Umum Mandar Mengenal Mandar   dalam perkembangan bingkai peta suku bangs...