Sabtu, 30 April 2011

METODE BERTANYA


METODE BERTANYA
Bertanya dalam proses pembelajaran memegang peranan yang penting. Pertanyaan merupakan salah satu rangsangan berfikir yang baik untuk membelajarkan siswa. Ahli pendidikan banyak yang mengakui pentingnya bertanya dalam pembelajaran. Di katakan bahwa, pembelajaran dengan satu gambar, setara dengan seribu kata-kata, dan nilai satu pertanyaan setara dengan seribu gambar.
Disamping berguna untuk merangsang berfikir anak, pertanyaan juga berguna untuk menilai efektivitas pembelajaran dan efektivitas kemajuan belajar anak. Melalui bertanya, guru dapat melihat apakah pembelajaran yang dilakukannya sudah efektif atau belum. Benar tidaknya jawaban anak atas pertanyaan yang disampaikan guru, dapat digunakan untuk menilai keefektifan pembelajaran. Demikian pula, jawaban anak atas pertanyaan guru itu pula, dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan indek kemajuan belajar anak.
Ornstein (1990:275) menyatakan, pembelajaran yang baik ditandai oleh penggunaan bertanya yang baik, khususnya pembelajaran untuk kelompok anak yang besar jumlahnya. Bertanya yang baik dapat merangsang keingintahuan anak, menstimulasi imajinasi anak, dan memotivasi anak untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Pertanyaan dapat menantang anak untuk berfikir, membantu anak untuk mengklarifikasi konsep dan problem yang berhubungan dengan pelajaran.

A. Fungsi Pertanyaan
Pertanyaan memiliki banyak fungsi. Di samping sebagaimana yang diuraikan dalam pendahuluan bab ini, Moedjiono, dkk (1996) fungsi pertanyaan berikut ini.
1. Untuk menguji prestasi belajar siswa.
2. Untuk membantu siswa mengaitkan pengalaman-pengalamannya yang tepat dengan
pelajarannya.
3. Untuk menstimulasi minat siswa. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan minat
intelektual.
4. Untuk mendorong berpikir karena pertanyaan yang baik membantu siswa untuk
menemukan jawaban yang baik pula.
5. Untuk mengembangkan kemampuan dan kebiasaan menilai.
6. Untuk menjamin pengorganisasian dan pemahaman meteri secara tepat.
7. Untuk mengarahkan perhatian siswa pada unsur-unsur penting dalam pelajaran.

B. Tipe-tipe Pertanyaan
Berdasarkan tingkat keterlibatan pikir anak, tipe pertanyaan dapat dibedakan menjadi (1) tipe pertanyaan tingkat rendah, dan (2) Tipe pertanyaan tingkat tinggi. Berdasarkan klasifikasi kognitif, tipe pertanyaan dibedakan menjadi: (1) pertanyaan pengetahuan, (2) pertanyaan pemahaman, (3) pertanyaan aplikasi, (4) pertanyaan analisis, (5) pertanyaan sintesis, dan (6) pertanyaan evaluasi. Berdasarkan tipe jawaban yang dikehendaki, tipe pertanyaan dibedakan menjadi: (1) pertanyaan konvergen, dan (2) pertanyaan divergen.
1. Tipe Pertanyaan Berdasarkan Tingkat pikir Anak
a. Pertanyaan tingkat rendah. Pertanyaan tingkat rendah, menekankan daya ingat
anak terhadap informasi yang diperoleh. Misalnya kapan Indonesia
diproklamirkan? Pertanyaan terpokus pada fakta, bukan pada pemahaman apalagi
keterampilan pemecahan masalah. Pertanyaan tipe ini oleh Guilford disebut
pertanyaan informasi, menurut Jerome Bruner disebut pertanyaan operasional
kongkrit, sedang Arthur Jensen menyebutnya pertanyaan berfikir tingkat
pertama.
b. Pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan tingkat tinggi menuntut jawaban dengan
tingkat berpikir yang kompleks dan abstrak. Pertanyaan tingkat tinggi,
digunakan untuk menilai kemampuan berfikir anak yang bersifat komplek dan
abstrak. Tipe pertanyaa ini menuntut anak untuk dapat berpikir analitis,
sintesis, maupun berpikir evaluatif, dan keterampilan pemecahan masalah.
2. Tipe Pertanyaan Berdasarkan Taksonomi Kognitif
a. Pertanyaan Pengetahuan
Pertanyaan pengetahuan bertujuan untuk melacak daya ingat anak terhadap
informasi yang pernah diterima. Informasi dimaksud dapat berupa fakta,
konsep, dalil, rumus, metode dan lain-lain. Informasi (pengetahuan) dapat
bersumber dari bahan teks maupun dari guru atau nara sumber yang lain. Contoh
tipe pertanyaan pengetahuan adalah:
1. Siapa nama presiden Indonesia saat ini?
2. Sebutkan rumus empat persegi panjang?
3. Sebutkan kembali faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya gejolak
moneter, menurut teks yang anda baca?
b. Pertanyaan Pemahaman
Pertanyaan pemahaman menuntut anak untuk mengorganisasikan informasi-
informasi yang telah di terimanya dengan kata-kata sendiri, atau
menginterprestasikan/membawa informasi yang di lukiskan melalui grafik atau
kurva dengan jalan membandingkan/membeda-bedakan.
1. Jelaskan dengan kata-katamu sendiri apakah manfaat pariwisata?
2. Bandingkan antara nyamuk Culex dengan Anopheles!
3. Informasi apa yang kita peroleh dari kurva semacam ini?
c. Pertanyaan Penerapan (application question)
Pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberikan jawaban tunggal dengan cara
menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang
pernah di terima.
1. Berdasarkan batasan yang telah di uraikan tadi, maka persamaan mana yang
memenuhi syarat?
2. Berdasarkan kriteria yang ada maka organisme mana yang termasuk protosoa?
d. Pertanyaan Analisis (analysis question)
Pertanyaan yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara:
mengidentifikasi motif masalah yang ditampilkan; mencari bukti-bukti atau
kejadian-kejadian yang menuntut suatu kesimpulan atau generalisasi; danmenarik
kesimpulan berdasarkan informasi yang ada atau membuat generalisasi berdasarkan
informasi yang ada.

1. Identifikasi motif
Contoh: Mengapa paruh burung gagak dan burung kutilang tidak sama bentuknya ?
2. Menganalisa kesimpulan/generalisasi. Contoh: Kenakalan remaja di kota-kota
besar meningkat, dapatkah Saudara menunjukkan bukti-buktinya?
3. Menarik kesimpulan berdasarkan infomasi yang ada.
Contoh: Setelah kita mempelajari perang Diponegoro, Paderi dan Trunojoyo,
maka kesimpulan apa yang dapat kita tarik tentang latar belakang, motif serta
sebab-sebab terjadinya peperangan?
e. Pertanyaan Sintesis (synthesis question)
Ciri pertanyaan ini ialah jawabannya yang benar tidak tunggal melainkan lebih
dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya
kreasinya. Pertanyan sintesa menuntut siswa untuk membuat ramal an/predikasi.
1. Membuat ramalan. Contoh: Apa yang terjadi bila tanaman di siram dengan
larutan asam cuka?
2. Memecahkan masalah berdasarkan imajinasi anak . Contoh: Bayangkan anda
seolah-olah di tengah-tengah gerombolan serigala yang sedang kelaparan,
reaksi apakah gerangan yang anda tampilkan untuk mengatasinya?
3. Mencari komunikasi. Contoh: Susunlah suatu karangan pendek yang menggambarkan
nilai serta perasaan anda!
f. Pertanyaan evaluasi (evaluation question)
Pertanyaan semacam ini menghendaki siswa untuk menjawabnya dengan cara
memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu issue yang di tampilkan.
1. Menurut pendapat anda mana yang lebih tepat dan murah dalam pemerataan
kesempatan belajar, SD Inpres atau Sekolah Terbuka?
2. Tepatkah kebijakan melikuidasi sejumlah Bank swasta nasional sebagai langkah
untuk menaikkan apresiasi Rupiah terhadap nilai Dolar Amerika? berikan alasan!
Tipe Pertanyaan menurut luas sempitnya.

a. Pertanyaan sempit (narrow question)

Pertanyaan ini membutuh kan jawaban yang tertutup dan biasanya kunci jawabanya telah bersedia. Bentuk pertanyaan ini ada dua yaitu

1. Pertanyaan sempit
Tipe pertanyaan sempit memiliki jawaban yang tertutup. Biasanya sudah tersedia kunci jawabannya. Pertanyaan sempit informasi langsung. Pertanyaan semacam ini menuntut siswa untuk menghafal atau mengingat informasi yang ada. Contoh: Berapa derajad celcius temperatur tubuh manusia yang sehat?

a. Pertanyaan sempit memusat.
Pertanyaan ini menuntut siswa ini agar mengembangkan ide atau jawabannya melalui
petunjuk tertentu. Contoh: Dengan metode apa agar konsep gotong royong mudah di
mengerti oleh siswa?
b. Pertanyaan luas
Pertanyaan tipe ini menghendaki lebih dari satu jawaban. Dengan perkataan lain,
pertanyaan tipe luas, memiliki jawaban yang masih terbuka.

2. Pertanyaan luas terbuka

Pertanyaan tipe ini mendorong anak untuk menemukan jawaban secara terbuka sesuai dengan gaya masing-masing. Contoh: Bagaimana cara menanggulangi kenakalan remaja di kota kecil?
a. Pertanyaan luas menilai
Pertanyaan tipe ini menuntut anak untuk memberikan penilaiannya terhadap suatu
pengetahuan tertentu. Jawaban untuk pertanyaan ini meminta anak untuk membuat
pendapat, atau menentukan sikap tertentu dengan alasan yang rasional. Contoh:
Bagaimana pendapatmu atas likuidasi bank oleh pemerintah dalam upaya mengatasi
gejolak moneter yang terjadi saat ini?

Tipe Pertanyaan berdasarkan tipe jawaban yang diinginkan

1. Pertanyaan konvergen.

Pertanyaan tipe konvergen serupa dengan pertanyaan sempit, dimana tipe pertanyaan ini memiliki hanya satu jawaban yang benar. Karena itu tipe pertanyaan ini sering dianggap sama dengan tipe pertanyaan tingkat rendah. Tipe pertanyaan konvergen dapat berkaitan dengan logika atau data yang kompleks, idea yang abstrak, analogis dan multi hubungan.
Hasil penelitian menunjukkan tipe pertanyaan konvergen dapat digunakan ketika siswa hendak memecahkan kesulitan dalam latihan soal Matematika atau IPA utamanya analisis persamaan dan problem istilah. Kata tanya dasar untuk pertanyaan tipe konvergen dimulai dengan kata : apa, siapa, kapan atau dimana.

2. Pertanyaan divergen

Pertanyaan divergen adalah pertanyaan yang bersifat terbuka dan memiliki banyak jawaban yang berbeda-beda. Pertanyaan ini menantang kreatifitas berfikir anak dengan terlebih dahulu guru menyediakan contoh dan bukti-bukti. Pertanyaan tipe divergen berhubungan dengan proses berfikir tingkat tinggi yang menentang anak untuk berfikir kreatif dan belajar proses penemuan. Kata tanya dasar untuk mengawali pertanyaan tipe divergen biasanya digunakan kata bagaimana, mengapa. Contoh : Mengapa biaya hidup di Jakarta lebih mahal dibanding di Malang?

3. Pedoman Menyusun Pertanyaan

Moedjiono, dkk (1996) memberikan rambu-rambu untuk menyusun pertanyaan berikut ini.
1. Pertanyaan hendaknya dinyatakan secara ringkas. Pertanyaan hendaknya sedemikian
pendek sehingga siswa dapat segera menangkap makna pertanyaan secara keseluruhan
sementara itu juga merumuskan jawaban.
2. Pertanyaan hendaknya tidak mempunyai makna ganda (ambigius). Pemilihan kata dan
penyusunan kalimat yang baik dan benar sangat penting untuk menjamin bahwa
ide-ide yang terkandung dalam pertanyaan itu telah disampaikan secara tepat.
3. Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan umur dan pertumbuhan bahasa siswa.
Kesalahan yang sering dilakukan guru adalah menilai kemampuan siswa terlalu
tinggi atau terlalu rendah. Untuk menaksir kemampuan siswa perlu diperhatikan
faktor usia, lingkungan kehidupan, kesiapan mental, serta banyaknya kesempatan
memperoleh pengalaman dari lingkungannya.
4. Pertanyaan hendaknya mendorong meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Pertanyaan
yang bersifat "drill" ditujukan untuk membantu siswa dalam memperoleh kemampuan
kecepatan bereaksi. Pertanyaan dengan tujuan drill saja belum cukup; pertanyaan
itu harus mampu mendorong siswa beripikir. Pertanyaan semacam itu membantu siswa
untuk menumbuhkan kemampuan menganalisis, mensintesis, dan menyusun jawaban
pertanyaan tidak dalam satu kata atau satu kalimat saja.
5. Hendaknya struktur kalimat tidak mengarah pemberian jawaban terhadap pertanyaan
yang diajukan. Seringkali guru terperosok ke dalam pengarahan jawaban dengan
pertanyaan yang diajukan. Misalnya: "Bukankah Bung Karno itu Presiden pertama
Republik Indonesia"
6. Pertanyaan yang diajukan hendaknya menghindarkan perolehan jawaban ya atau
tidak. Pertanyaan yang menunjuk jawaban ya atau tidak, membuka peluang yang luas
masuknya unsur menduga dalam jawaban. Meskipun siswa tidak mengetahui tentang
masalah yang ditanyakan, kemungkinan jawaban ya atau tidak yang benar atau salah
50 - 50.
7. Pertanyaan hendaknya hanya berkaitan dengan satu ide. Pertanyaan yang mengandung
beberapa ide sukar ditangkap dan membingungkan siswa. Misalnya dalam pertanyaan
berikut: "Sebutkan nama dan tempat kelenjar pencernaan yang ada dalam tubuh kita
dan terangkan bekerjanya masing-masing kelenjar secara terinci". Biasanya bagian
akhir pertanyaan tidak dapat ditangkap siswa, sehingga memerlukan pengulangan.
Pertanyaan yang dapat diingat hanya sebagian saja; misalnya: "Sebutkan nama dan
tempat kelenjar".
8. Pertanyaan hendaknya mencerminkan satu tujuan. Pertanyaan tidak ada artinya bila
tidak memiliki tujuan tertentu yang harus diketemukan siswa dengan pertanyaan
tersebut.

9. Pertanyaan hendaknya tidak menggunakan bahasa sebagai yang terdapat dalam buku
teks. Pengulangan kembali kata-kata dalam buku teks mendorong siswa menghafal
isi buku secara kata demi kata. Bahasa pertanyaan hendaknya bahasa non teks book.

4. Pedoman Mengajukan Pertanyaan

Pertanyaan yang baik dapat meningkatkan fungsi pertanyaan. Moedjiono, dkk (1996) menyampaikan rambu-rambu mengajukan pertanyaan sebagai berikut.

a. Pertanyaan hendaknya diarahkan ke seluruh kelas terlebih dahulu sebelum
ditujukan kepada seorang siswa untuk menjawabnya. Teknik ini mempunyai nilai
edukatif yang penting yakni berikut. (1) Untuk mengarahkan perhatian siswa ke
arah situasi kelas. Siswa yang perhatiannya menyimpang, akan dikembalikan
perhatiannya dalam situasi kelas bila terdapatpertanyaan untuk dijawab. (2)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk merumuskan jawaban yang tepat menurut
pendapatnya masing-masing. Apabila pertanyaan langsung ditujukan kepada murid
tertentu maka hanya murid itu saja yang harus memikirkan jawabannya sedang siswa
yang lain masa bodoh. Kalau seorang siswa langsung harus memberi jawaban maka
hanya siswa-siswa yang berminat saja yang memperhatikan. (3) Mengajukan
pertanyaan ke seluruh kelas akan mendorong siswa memperhatikan secara kritis
terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa yang lain karena semua siswa telah
merumuskan jawabannya. Masing-masing dapat melihat persamaan dan perbedaan
jawaban masing-masing. Adanya perbedaan atau pertentangan pendapat dalam kelas
akan membantu penalaran siswa.

b. Pertanyaan hendaknya sejauh mungkin menyebar ke seluruh kelas. Seringkali
terjadi siswa tertentu memperoleh pertanyaan yang relatif banyak sedang siswa
lain sedikit atau bahkan tidak pernah mendapat pertanyaan sepanjang jam
pelajaran. Apabila tidak bijaksana guru akan cenderung mengajukan pertanyaan
kepada siswa yang menjawab dengan tepat. Siswa tersebut berpartisipasi di kelas
(memberi jawaban).

c. Siswa mendapat waktu yang cukup untuk merumuskan jawaban pertanyaan. Dalam hal
ini diperlukan kesabaran. Guru sering melupakan menyatakan bahwa saat guru
mengajukan pertanyaan pada siswa ia telah memiliki jawabannya dalan benaknya
sebelum pertanyaan dilontarkan kepada siswa; sedang siswa masih harus memikirkan
dan merumuskan makna pertanyaan tersebut, masih harus menggali pengalaman-
pengalaman yang sesuai dengan pertanyaan, mengevaluasi, membuat kesimpulan,
memilih kata-kata yang tepat untuk menyusun jawaban pertanyaan itu. Meskipun
mungkin siswa cukup menguasai bahan-bahan, dan kemampuan proses mental yang cepat
masih memerlukan waktu untuk merumuskan pernyataan jawaban.

d. Nada dan tekanan suara tidak memberikan petunjuk jawaban pertanyaan yang
diajukan.

e. Janganlah segera menyalahkan siswa bila tidak dapat menjawab pertanyaan.
Usahakan tidak memberi pertanyaan di luar kemampuan siswa.

f. Susunlah pertanyaan hanya bertalian dengan hal pokok saja.

g. Hendaknya guru tidak mengulang pertanyaan yang diajukan. Bila siswa mengetahui
guru akan mengulang pertanyaan yang akan diajukan maka perhatian siswa akan
berkurang. Untuk mendapat perhatian yang tidak terbagi-bagi, lampauilah siswa
yang tidak memperhatikan dengan mengajukan pertanyaan pada siswa yang lain. Dari
pada kita berkata kurang baik, sikap demikian akan menjadikan siswa menyadari
bahwa bila tidak memperhatikan maka menjadikan kehadirannya di kelas tidak
mempunyai makna. Kebijaksanaan semacam ini akan menjadikan siswa terdorong untuk
mencurahkan perhatian sepenuhnya.

h. Hendaknya guru tidak mengulang jawaban. Dengan tidak mengulang jawaban siswa
akan mendengarkan dengan penuh perhatian sementara guru dan siswa lain
berbicara. Jawaban merupakan fakta yang berguna bagi kelas. Jawaban menimbulkan
evaluasi kritis dan cermat bagi siswa lain. Selanjutnya siswa harus dilatih tata
cara berbicara; cukup jelas dan keras, sehingga dapat didengar oleh seluruh
kelas. Kesadaran siswa akan tanggung jawab kelas banyak membantu dalam
merumuskan apa yang ingin dikatakan pada kelas dengan penuh hati-hati. Dituntut
inisiatif guru untuk memperkenalkan dan menumbuhkan tanggung jawab siswa.

i. Seringkali guru dapat bertanya kepada siswa yang tidak memperhatikan. Cara ini
merupakan salah satu upaya untuk menegakkan situasi disipliner dan mengembalikan
perhatian. Namun bila terlalu sering dilakukan maka pertanyaan hanya melayani
satu fungsi pendidikan saja

j. Pertanyaan hendaknya diajukan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan
kepercayaan diri pada siswa. Misalnya dengan pernyataan: "Tentu kamu dapat
menjawab"; adalah contoh menumbuhkan kepercayaan pada siswa yang menyertai
pertanyaan yang diajukan Siswa mendapat tantangan untuk tidak mengecewakan guru.
Secara psikologis murid akan menggunakan kekuatan yang tersembunyi (laten)
secara maksimal.

k. Dalam bertanya hendaknya guru dapat menyesuaikan situasi kelas yang sedang
berlangsung. Misalnya siswa baru selesai menghadapi ulangan, atau baru memasuki
hari pertama sesudah liburan.

5. Penggunaan Kata Bertanya Dasar

Termasuk kata bertanya dasar adalah kata-kata berikut: apa, bagaimana, mengapa,
siapa, di mana, kapan, yang mana. Setiap penggunaan kata bertanya dasar itu
memiliki tujuan penggunaan kata bertanya dasar apa yang bertujuan mendorong
siswa mengembangkan kejelasan sesuatu benda, orang, situasi, atau proses yang
sedang diamati; melihat persamaan dan perbedaan pengamatannya sekarang dengan
pengalaman yang sudah dimiliki.
Penggunaan kata bertanya bagaimana bertujuan untuk memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan menggunakan informasi yang telah dimiliki agar dapat memecahkan persoalan yang dihadapi. Penggunaan kata bertanya mengapa bertujuan untuk untuk memotivasi siswa berpikir kritis, menggunakan penalarannya dengan memadukan apa yang diamatinya sekarang dengan perbendaharaan pengetahuan yang sudah dimiliki.

a. Penggunaan kata bertanya siapa bertujuan untuk memotivasi siswa, mengembangkan
kemampuan melihat hubungan benda, situasi, proses, dengan pelakunya.
b. Penggunaan kata bertanya di mana bertujuan untuk memotivasi siswa mengembangkan
kemampuan siswa melihat hubungan benda, situasi, proses, orang dengan tempat
terjadinya atau tempat berlangsungnya.
c. Penggunaan kata bertanya kapan bertujuan untuk memotivasi siswa mengembangkan
kemampuan melihat benda, situasi, proses, orang dengan waktu (hari, tanggal,
jam, saat pagi, siang, petang, malam, dan sebagainya) terjadinya atau
berlangsungnya.
d. Penggunaan kata bertanya yang mana bertujuan untuk memotivasi siswa
mengembangkan kemampuan siswa melihat persamaan, perbedaan, membandingkan,
memilih benda atau orang, atau situasi, atau proses sehingga dapat menentukan
sikap terhadap sesuatu yang diamati. Karena peristiwa pembelajaran yang
dilakukan guru di kelas itu merupakan kegiatan yang tujuannya sudah jelas yakni
perolehan hasil belajar pada siswa sebagaimana yang telah ditetapkan rumusannya
dalam GBPP maka penggunaan kata bertanya itu harus tetap dalam kaitan pencapaian
tujuan pembelajaran tersebut. Oleh karena itu keterkaitan antara kata bertanya
yang kita pergunakan dalam metode tanya jawab dengan TIK harus jelas.

Keterampilan Bertanya Dasar

Pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi cara menyajikannya kepada murid tidak tepat (umpamanya tidak jelas dalam menyampaikannya), akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan yang dikehendaki. Oleh karena itu aspek teknik pertanyaan harus pula dipahami dan dilatih, agar guru dapat menggunakan pertanyaan secara efektif dalam proses belajar mengajarnya. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan antara lain adalah seperti berikut.
Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Harap diusahakan agar pertanyaan yang dikemukakan itu jelas maksudnya, serta nampak benar kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan lainnya. Usahakan tidak diselingi oleh kata-kata sisipan yang bersifat mengganggu ,misalnya: ee, em, er, anu dan lain-lain. Berikut ini disajikan contoh pertanyaan yang tidak jelas maksud serta kaitannya. Guru: Nah, anak anak sekarang akan, eh saya maksud siapa dapat menjawab, em dapat menyebutkan, eh dapat memberikan alasan mana, yang lebih baik menggunakan kail atau membeli tombak untuk mendapatkan ikan di laut.
Pertanyaan tersebut dikatakan tidak jelas maksudnya karena menggambarkan jalan pikiran yang belum terkonsolidasi dan bagaimana kaitannya antara menggunakan kail dan membeli tombak. Pertanyaan tersebut semestinya dapat disederhanakan sebagai berikut.

Guru: Nah anak-anak, bagaimana menurut pendapatmu, manakah yang lebih baik menggunakan kail atau tombak untuk memperoleh ikan di laut?
Kecepatan dan selang waktu (pause)
Kecepatan menyampaikan pertanyaan, tergantung pada jenis pertanyaan itu sendiri. Pada umumnya guru-guru muda (belum berpengalaman) cenderung banyak melontarkan pertanyaan dari pada menerima jawaban, dan pertanyaan-pertanyaannya diucapkan dengan cepat tanpa diselingi pause untuk memberi kesempatan murid berfikir.berikut ini disajikan semacam resep tata cara menyampaikan pertanyaan. Usahakan dalam menyampaikan pertanyaan dengan ucapan yang jelas serta tidak tergesa-gesa. Pertanyaan yang diucapkan dengan cepat dan tergesa-gesa akan menimbulkan ketidakmengertian pada murid.
Begitu pertanyaan selesai diucapkan, berhentilah sejenak untuk memberikan kesempatan berfikir kepada murid sementara itu sambil memonitor keadaan kelas, apakah sudah ada yang siap mengajukan jawaban. Murid yang sudah siap untuk mengajukan jawaban biasanya gerak-geraknya dapat ditandai sebagai berikut. Menggeserkan duduknya agak maju dengan mulut setengah terbuka siap mengucapkan sesuatu. Menengadahkan wajahnya dengan pandangan mata yang agak lebar. Mengacungkan tangan bahkan ada yang sampai berdiri.
Pemberian Waktu berfikir (Pausing)
Berikan waktu sejenak (1-5 detik) kepada murid untuk berfikir dalam rangka menemukan jawabannya. Pemberian waktu untuk memberikan kesempatan berfikir pada murid itu ada efek positifnya, misalnya: Murid dapat memberikan jawaban lebih panjang dan lengkap. Jawaban murid lebih analistis, sintetis, dan kreatif. Murid akan merasa yakin akan jawabannya. Partisipasinya murid meningkat.
Arah dan distribusi penunjukan (Penyebaran)
Pertanyaan diajukan seharusnya kepada seluruh murid, sehingga seluruh murid di dorong untuk berusaha menentukan jawabannya. Hanya dalam keadaan tertentu, umpamanya untuk memusatan perhatian seorang siswa, pertanyaan langsung dapat ditujukan kepada seorang murid. Meskipun demikian pertanyaan harus disampaikan terlebih dahulu sebelum menunjuk siswa yang dikehendaki. Secara teknis, teknik penyebaran pertanyaan ini dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ke seluruh anggota kelas, serta memberikan waktu berfikir untuk beberapa saat, kemudian guru baru menunjuk siswa yang dikehendaki untuk memjawabnya. Maksud dari teknik bertanya tersebut adalah pertanyaan dapat difikirkan oleh semua siswa.
Dengan lain perkataan, penggunaan teknik penyebaran pertanyaan ini adalah menyangkut pemerataan pertanyaan. Sebab dengan cara siswa yang mampu agar mengangkat tangan seringkali tidak tepat. Ada sejumlah anak yang mampu menjawab tetapi mereka merasa malu untuk mengangkat tangannya. Dengan penunjukkan, siswa yang merasa malu untuk mengangkat tangan dapat memperoleh giliran menjawab.
Secara didaktis, dengan teknik penunjukkan tersebut, jawaban yang disampaikan diharapkan dapat menjadi pengalaman belajar (pengetahuan) bagi teman-teman lainnya.

Teknik Menuntun (promting Question)

Teknik menuntun digunakan manakala siswa tidak segera menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru. Mendapat kenyataan tersebut, maka guru perlu tanggap bahwa tidak adanya siswa yang menjawab tersebut sangat dimungkinkan karena pertanyaan yang diajukan terlalu tinggi tingkat abstraksinya. Dapat juga cakupan variabelnya terlalu luas sehingga siswa kesulitan dalam teknik menjawabnya.
Disamping itu ketidakmampuan anak menjawab pertanyaan tersebut dapat juga akibat dari yang lain misalnya, kalimat pertanyaan yang digunakan guru kurang difahami anak. Dalam keadaan yang seperti itu, adalah tugas guru untuk menuntun langkah berfikirnya anak. Sehingga dengan tuntunan yang diberikan tersebut anak terarahkan jalan fikirannya untuk menjawab pertanyaan utama.
Teknik menuntun tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya (1) menyederhanakan pertanyaan, (2) memecah pertanyaan menjadi beberapa bagian pertanyaan yang dapat mengarahkan anak secara perlahan-lahan ke pertanyaan awal, (3) mengganti kalimat pertanyaan menjadi kalimat yang lain tetapi maksudnya sama, (4) memberikan pertanyaan yang

jawabannya dapat memancing fikiran anak untuk menemukan jawaban pertanyaan semula.
Guru : Pada pertemuan yang lalu kita telah mempelajari tentang sistematika hewan rendah, khususnya protozoa, Porifera, Colenterata maupun Vermes. Coba kamu Habib.....menurut pendapatanmu mana yang lebih tinggi tingkatnya, Prifera atau Colenterata?
Habib: diam (sedang berfikir)
Guru : Silahkan ditinjau lebih dahulu tentang sistem pencernaan makanannya, naa.....bagaimana Habib?
Teknik menggali (Probing Question)
Probing question ialah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut dari murid dengan maksud untuk mengembangkan kwalitas jawaban yang pertama, sehingga yang berikutnya lebih jelas, akurat, serta lebih beralasan. Disamping itu, dengan teknik bertanya menggali ini guru dapat mgetahui tingkat kedalaman pengetahuan anak.
Contoh:
Guru : Setelah kemarin kita bersama-sama meninjau tambak bandeng, bagaimana pendapatmu tentang tambak bandeng tersebut Ali?
Murid: Sangat menarik, pak!
Guru : Faktor apa yang menarik?
Pemusatan (Focusing)
Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang ruang lingkupnya luas, kemudian di lanjutkan ke pertanyaan yang lebih khusus.
Contoh: "Meliputi jenis apa saja bahan bakar itu"?
"Premium digunakan sebagai bahan bakar kendaraan jenis apa? (pertanyaan sempit memusat)
Pindah gilir (re-derecting)
Teknik pindah gilir digunakan untuk mengundang partisipasi semua anak. Untuk itu teknik ini di lakukan dengan cara, mengajukan pertanyaan ke seluruh kelas, kemudian memilih siswa tertentu, dan lanjutkan ke siswa yang lain.
Contoh: Sebutkan fungsi air bagi manusia? (diam sejenak), kemudian menunjuk siswa untuk menjawab, setelah salah satu anak menjawab, diteruskan lagi menunjuk anak yang lain untuk menjawab dengan jawaban yang lain lagi.
Perubahan tingkat Kognitif
Pertanyaan untuk kelas, diberikan dengan memperhatikan variasi tuntutan tingkat kognitif. Pertanyaan tertentu memiliki kadar kognitif tinggi ( analisis-sintesisi-evaluasi), divariasikan dengan pertanyaan-pertanyaan kognitif tingkat rendah ( pengetahuan hafalan-pemahaman – aplikasi). Dapat juga secara bervariasi , mengubah-ubah tingkatan pertanyaan, misalnya pertanyaan konvergen-divergen, secara berganti-ganti.

Jumat, 08 April 2011

DARIMANAKAH CINTA ITU BERASAL

Jika Anda menanyakan darimana cinta itu berasal tentu bisa dijawab
dengan jawaban cinta itu berasal dari takdir Tuhan. Jawaban tersebut
memang benar tetapi tidak memuaskan. :)
Secara ilmiah ini memang agak membingungkan, akan tetapi ilmu
pengetahuan mengatakan, jawabanya adalah jatuh cinta itu berasal dari
hidung lalu turun ke hati. Loh !? Bukan dari mata turun ke hati toh..!!??
Ya, memang begitulah adanya. Perasaan cinta yang kita rasakan muncul
karena di dalam tubuh diproduksi beberapa zat-zat tertentu yang sedikit
membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Salah
satu zat ini dinamakan feromon.
Istilah feromon berasal dari bahasa Yunani yaitu “phero” yang artinya
“pembawa” dan “mone” “sensasi” (feromon = pembawa sensasi). Senyawa
feromon sendiri didefinisikan sebagai suatu subtansi kimia yang berasal
dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk
mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu
proses reproduksi. Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan
oleh kelenjar endokrin pada ketiak, telinga, hidung, mulut, kulit, dan
kemaluan. Feromon aktif apabila yang bersangkutan telah akil balig.
Feromon ini bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh manusia
lainnya (terutama otak). Contoh paling mudah adalah "bau badan". Hus
jangan salah !, lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang
lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri
dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti "sidik
jari”. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan sangat berbeda
dengan manusia lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan
manusia, di masa depan bisa jadi salah satu identitas diri.
Sifat dari senyawa feromon sendiri tidak kasat mata, mudah menguap,
tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia.
Senyawa feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat sedang
berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan.
Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara
yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan
oleh vomeronasalorgan (VMO) di dalam indra pencium. Sinyal feromon
ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama
hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan
respons perilaku dan fisiologis. Menimbulkan rasa ketertarikan antara
dua orang berlainan jenis dengan bekerja sebagai pemicu dalam reaksireaksi
kimia. Ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka
feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif
yaitu VMO, organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan
ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman. Dari disinilah terjadi
apa yang dinamakan dengan cinta. (he2. tampaknya jadi terdengar
kurang romantis ya..)
Konon kemampuan tubuh untuk menghasilkan feromon berkurang
setelah dua sampai empat tahun. Apakah ini berarti cinta itu hanya
bersifat sementara?.
Ada banyak definisi tentang cinta, ada yang bilang cinta itu takdir, cinta
itu buta, cinta itu indah, cinta itu luapan emosi, cinta itu kagum atau
menyukai sesuatu, dan lain sebagainya. Pernyataan diatas tentang cinta
itu adalah benar, namun terlepas dari itu semua, ilmu pengetahuan
mengatakan bahwa cinta itu adalah proses biologis berupa reaksi kimia
didalam tubuh kita.
Cinta dipengaruhi oleh pelepasan hormon/neurotransmitter. Hormon
berasal dari bahasa Yunani “Horman” yang berarti “menggerakan”, atau
dengan kata lain hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau
antar kelompok sel. Berbeda dengan feromon yang dapat menyebar ke
luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu
lain yang sejenis (satu spesies), hormon hanya dapat menyebar di
dalam tubuh. Saat kita mencintai seseorang maka dilepaslah hormonhormon
yang membuat tubuh kita bereaksi, merasakan berbagai
perasaan dan emosi.
Salah satu hormon yang dikeluarkan oleh tubuh itu adalah dopamin.
Dopamin ini memiliki efek selayaknya kokaine. Ketika Anda bertemu
seseorang yang Anda sukai, hormon dopamine ini bekerja dan sifatnya
addictive. Artinya mereka yang menyukai pasangannya seakan-akan
ketagihan untuk terus bertemu dengan orang yang disukainya itu.
Dalam proporsi yang tepat, dopamin menciptakan energi intens,
kegembiraan, dan fokus perhatian, dan itulah sebabnya, ketika Anda
baru jatuh cinta, Anda dapat tetap terjaga sepanjang malam, mendaki
gunung lebih cepat, dan menekan batas kemampuan Anda. Cinta
membuat Anda lebih berani menjalani risiko yang biasanya tidak Anda
ambil. (dalam dosis tinggi bisa jadi juga membuat Anda berani
melakukan resiko seperti bunuh diri dll yang bersifat ekstrim.

  MAJENE DALAM BINGKAI MANDAR PRA ISLAM A.       Tinjauan Umum Mandar Mengenal Mandar   dalam perkembangan bingkai peta suku bangs...